KOMPAS.com – Demam pada dasarnya bukanlah suatu penyakit.
Demam tepatnya hanya reaksi yang menggambarkan adanya suatu proses dalam tubuh.
Saat suhu naik, tubuh dapat jadi sedang memerangi infeksi sehinga terjadi demam atau menunjukkan adanya proses inflamasi atau peradangan yang menimbulkan demam.
Dengan demikian, demam ini bisa dikatakan sebagai gejala terhadap adanya suatu penyakit.
Baca juga: Ciri-ciri Demam Berdarah Dengue pada Bayi, Beda dari Orang Dewasa
Sebagai conoh, demam yang disertai dengan gejala batuk dan pilek, bisa jadi menunjukkan adanya infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).
Sementara, demam yang disertai diare dan muntah, bisa menunjukkan adanya infeksi saluran cerna.
Sedangkan demam yang disertai kejang dan penurunan kesadaran, dapat menujukkan adanya infeksi di susunan saraf pusat.
Tapi, pada banyak kasus, demam sering kali juga ditemukan tidak disertai dengan gejala apa pun.
Pada anak-anak, mereka hanya terlihat lebih rewel, lemas, dan nafsu makan berkurang.
Jika terjadi hal seperti itu dan beberapa hari setelanya muncul ruam-ruam kemerahan di kulit dan anak-anak terlihat semakin lemah serta terjadi perdarahan, mereka bisa bisa dicurigai mengalami demam berdarah dengue (DBD).
Jadi, demam ini merupakan suatu petunjuk yang mengarah pada suatu diagnosis penyakit apabila disertai dengan petunjuk yang lain.
Melansir buku Orangtua Cermat Anak Sehat (2012) karya dr. Arifiant, Sp.A, demam bahkan bisa merupakan suatu penanda baik karena menunjukkan bahwa tubuh memiliki kemampuan untuk memerangi penyakit.
Baca juga: 3 Definisi Demam Berdasarkan Lokasi Pengukuran Suhu
Di mana, virus, bakteri, dan kuman lainnya tak akan mampu berkembang biak secara baik jika suhu tubuh tinggi.
dr. Arifianto pun memberikan panduan bagi para orangtua mengenai cara penanganan anak dengan demam yang bisa dilakukan di rumah.
Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan:
Baca juga: Apa yang Terjadi dengan Tubuh setelah Digigit Nyamuk Demam Berdarah?