Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yang Terjadi Pada Tubuh Saat Kekurangan Cairan

Kompas.com - 30/06/2020, 16:30 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

Sumber LiveStrong

KOMPAS.com - Menjaga cairan tubuh adalah hal penting agar fungsi organ tetap terjaga.

Pasalnya, air adalah komponen penting untuk membersihkan kotoran dalam rubuh kita.

Pakar endokrinologi Zach Bush juga berkata, air dibutuhkan setiap sel dalam tubuh agar berfungsi dengan baik dan melepaskan semua racun yang masuk ke tubuh.

"Kurangnya pasokan air dalam tubuh akan berakibat fatal bagi seluruh organ tubuh kita," ucapnya.

Baca juga: Hati-Hati, Olahraga Berlebihan Berdampak Negatif Pada Fisik dan Mental

Berikut berbagai efek samping yang terjadi saat tubuh kekurangan cairan:

Otak

Ketika tubuh mengalami dehidrasi, sel-sel tubuh mengirimkan sinyal rasa haus ke otak.

Ketika kebutuhan cairan itu tidak kita penuhi, kita rentan mengalami perubahan suasana hati dan penurunan kinerja kognitif.

Riset 2013 dalam Journal of American College of Nutrition membuktikan kurang cairan tubuh hanya dua persen saja akan mengganggu kinerja psikomotorik dan keterampilan memori.

Riset 2012 dalam Jorunal of Nutrition juga menyatakan dehidrasi ringan juga bisa menyebabkan gangguan suasana hati.

Dehidrasi juga membuat kadar elektrolit tubuh terlalu rendah yang bisa mendatangkan masalah di otak. Elektrolit adalah mineral yang membantu sinyal listrik melewati sel.

Jika elektrolit tubuh terlalu rendah, tubuh mengalami gangguan pada sinyal listrik yang dapat menyebabkan otot berkedut dan bahkan kejang.

Ginjal dan sistem urinaria

Ketika mengalami dehidrasi, sel-sel mengirim sinyal ke hipotalamus yang melepaskan hormon vasopresin atau hormon antidiuretik (ADH).

Hormon ini memberi sinyal pada ginjal untuk menghilangkan lebih sedikit air dari darah, yang menyebabkan buang air kecil serta warna urin lebih gelap dan lebih pekat.

Ginjal adalah filter utama untuk darah. Tanpa asupan cairan yang memadai, organ tersebut tidak dapat mengeluarkan kotoran dan racun dari aliran darah.

Kurangnya cairan dalam waktu lama juga membuat ginjal bekerja lebih keras yang memicu cedera. Hal ini bisa meningkatkan risiko penyakit ginjal.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau