KOMPAS.com – Masyarakat Indonesia tentu tak asing lagi dengan rimpang jahe.
Tanaman herbal ini bisa dibilang termasuk rempah-rempah yang paling banyak digunakan masyarakat untuk makanan dan minuman.
Secara empiris jahe sendiri telah digunakan secara jamak sebagai obat alami penangkal masuk angin, antiperadangan atau analgesik, antibakteri, hingga antimabuk perjalanan.
Namun, tahukah Anda bahwa manfaat jahe juga sampai pada meningkatkan daya tahan tubuh sehingga tidak mudah terjangkit penyakit?
Baca juga: 13 Makanan untuk Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Melansir Buku Minuman Tradisional Penguat Kekebalan Tubuh (2015) oleh Endang S. Sunaryo, berdasar penelitian yang dilakukan Christina Winarti dan Nanan Nurjanah pada 2005, mengonsumsi ekstrak jahe dalam minuman tradisional dan obat-obat tradisional dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan mengobati diare.
Dalam penelitian yang dilakukan Zakaria dan Rajab pada 1999 juga disampaikan bahwa ekstrak jahe dapat memperbanyak sel pembuluh alami NK (natural killer) dan menghancurkan dinding sel virus yang telah menginfeksi inangnya, dalam hal ini tubuh manusia.
Selain itu, ekstrak jahe dapat meningkatkan kemampuan makrofag menelan penyusup.
Ekstrak jahe terbukti mengandung bebebera senyawa berakhasiat yang disebut zingerone, shogaol, dan gingerol.
Gingerol adalah zat aktif minyak atsiri jahe yang berperan meningkatkan kemampuan sel pembunuh alami NK untuk memperbanyak diri dan menghancurkan dinding sel virus.
Selain itu, gingerol juga dapat memperbaiki kemampuan makrofag dalam menelan penyusup.
Baca juga: 10 Cara Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Hal ini menjelaskan mengapa jahe mampu menghangatkan tubuh karena rasa khas jahe yang pedas dan hangat, sangat baik menanggulangi penurunan daya tahan tubuh akibat perubahan cuaca maupun infeksi virus, terutama influenza.
Sementara itu, menurut penelitian yang dilakukan Nurrahman, dkk pada 1999, ekstrak jahe dapat memperbaiki kewaspadaan limfosit T dan daya tahannya terhadap stres oksidatif.
Selain itu, gingerol bersama shogaol menunjukkan kemampuan antirematik dengan menghambat produksi nitrooksida dan sitokinin.
Hal ini diperkuat oleh penelitian Kimura, 1997. Dingerone, salah satu zat aktif atsiri jahe dilaporkan memiliki kemampuan untuk mengikat racun-racun yang dihasilkan bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus yang bersifat patogen.
Dengan demikian, racun tidak merusak dinding usus, sehingga diare pada anak-anak khususnya dapat dicegah, sementara gingerol memperbaiki kewaspadaan limfosit T untuk mengaktifkan sistem kekebalan untuk membunuh bakteri.
Baca juga: Bagaimana Baiknya Konsumsi Kunyit dan Temulawak Saat Pandemi Covid-19?
Selain itu rasa hangat campuran zat aktif pada ekstrak jahe bisa mengobati kembung karena bisa mengusir gas sebagai penyebab kembung atau memiliki fungsi carminative.
Dengan penjelasan gingerol dan zingerone yang berperan memperbaiki sistem kekebalan tubuh, hal ini juga berdampak positif pada gangguan tukak lambung akibat bakteri Helicopylori.
Pemberian ekstrak jahe secara rutin mampu menyembuhkan tukak lambung secara bertahap sebagai efek dari berkurangnya produksi gas lambung, meningkatnya fungsi makrofag yang menelan dan membunuh bakteri, serta meningkatkan kemampuan sistem kekebalan tubuh.
Selain itu, pemberian konsumsi jahe secara rutin pada ibu hamil juga dapat membantu mengurangi dampak mual dan muntah pada pagi hari.
Perubahan sistem hormon karena proses kehamilan seperti diketahui, dapat menyebabkan menurunnya sistem kekebalan tubuh.
Baca juga: 11 Cara Mengatasi Mual Saat Hamil
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.