Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali 9 Tanda Bahaya pada Bayi Baru Lahir

Kompas.com - 14/07/2020, 15:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Pasangan suami istri atau calon orangtua yang tengah mempersiapkan kelahiran buah hati penting untuk mengenal tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir.

Dokter spesialis kandungan dan kebidanan RSUD Bung Karno Surakarta, dr. Andy Wijaya, Sp.OG, M.Kes, menyampaikan tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir adalah suatu keadaan atau masalah yang dapat mengakibatkan kematian pada bayi.

Oleh sebab itu, para orangtua diharapkan memahami tanda bahaya tersebut sekaligus tahu cara mengatasinya.

Baca juga: Apakah Sperma Sering Tumpah Bisa Jadi Penyebab Sulit Hamil?

Dia menyampaikan, sedikitnya ada 10 tanda bahaya pada bayi baru lahir yang perlu dikenali. Apa saja?

1. Bayi tidak mau menyusu

dr. Andy menjelaskan bayi biasanya tidak mau menyusu ketika sudah dalam kondisi lemah dan mungkin dalam kondisi dehidrasi berat.

Jika mendapati kondisi ini, para orangtua bisa mengupayakan agar sang buah hati tetap menempel ke payudara ibu dengan cara yang benar.

Saat bayi membuka mulutnya, pastikan seluruh putting dan sebagian areola masuk ke dalam mulutnya.

Apabila cara ini tak bisa membuat bayi minum ASI, para orangtua disarankan segera berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis mengenai langkah penanganan yang terbaik.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Wanita Gemuk Susah Hamil?

2. Kejang

dr. Andy menyampaikan, kejang pada bayi baru lahir bisa saja terjadi.

“Ketika mendapati kondisi ini, orangtua perlu mencari tahu pemicu kejang pada bayi,” jelas dia saat diwawancara Kompas.com, Senin (13/7/2020).

Jika kejang bayi dipicu oleh demam, maka penting bagi para orangtua untuk memberikan obat penurun panas yang sesuai dengan dosis anjuran dokter.

Sementara, jika bayi kejang tapi tidak dalam kondisi demam, para orangtua alangkah baiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk membicarakan kemungkinan penyebab lain.

Sebelum itu, para orangtua bisa memperhatikan terlebih dahulu frekuensi dan lamanya kejang yang terjadi pada bayi untuk dilaporkan kepada dokter.

3. Bayi lemah

dr. Andy mewanti-wanti, jika bayi terlihat tidak seaktif biasanya, maka waspadalah bagi para orangtua.

“Jangan biarkan kondisi ini berlanjut,” jelas dia.

Kondisi lemah pada bayi bisa dipicu oleh beragam penyebab, seperti diare, muntah yang berlebihan, ataupun infeksi berat.

Untuk mengatasi masalah lemah pada bayi baru lahir ini, para orangtua perlu mengobati penyakit atau kondisi yang menjadi penyebab.

Baca juga: 8 Gejala Awal Penyakit Pneumonia pada Anak

4. Sesak napas

dr. Andy menerangkan, frekuensi napas pada bayi pada umumnya lebih cepat daripada orang dewasa, yakni sekitar 40-60 kali per menit.

Jika bayi bernapas kurang dari 40 kali per menit atau lebih dari 60 kali per menit, maka para orangtua wajib waspada.

“Lihat dinding dadanya, ada tarikan atau tidak. Jika ditemukan masalah, lebih baik segera berkonsultasi dengan dokter,” ujar dr. Andy.

5. Merintih

Bayi belum bisa mengungkapkan apa yang mereka rasakan.

Maka dari itu, ketika mendapati bayi merintih terus-menerus meski sudah diberi ASI atau sudah ditimang-timang, para orangtua lebih baik segera menghubungi dokter.

“Bisa jadi ada ketidaknyamanan lain yang dirasakan bayi,” kata dia.

Baca juga: Kompres Panas atau Dingin, Mana yang Paling Tepat Turunkan Demam?

6. Pusar kemerahan

Tali pusar yang berwarna kemerahan dapat menunjukkan adanya infeksi pada bayi.

Saat merawat tali pusar yang harus orangtua perhatikan adaah jaga tali pusar tetap kering dan bersih.

7. Demam

dr. Andy berpendapat para orangtua cukup penting untuk menyimpan termometer di rumah.

Alat ini tidak lain diperlukan untuk memastikan suhu badan sang buah hati sewaktu-waktu.

Bayi dapat didiagnosis mengalami demam ketika suhu tubuhnya terpantau lebih dari 37,5 derajat Celsius.

Jika mendapati bayi demam, para orangtua dianjurkan sesering mungkin untuk mencegah kekurangan cairan.

Selain itu, pertolongan pertama pada bayi demam, bisa juga dilakukan dengan mengganti pakaian mereka dengan baju yang tipis agar panas cepat menguap.

Baca juga: 5 Cara Mengompres yang Benar Agar Demam Anak Cepat Turun

“Orangtua juga bisa memberikan kompres hangat di dahi dan ketiak,” kata dia.

Sementara itu, jika suhu tubuh bayi tidak turun dan malah mencapai suhu 38 derajat Celsius, para orangtua sebaiknya meminta bantuan dokter.

8. Mata bernanah

Nanah pada mata bayi baru lahir bisa menjadi tanda adanya infeksi yang berasal dari proses persalinan.

Untuk mengatasi masalah ini, para orangtua bisa melakukan tindakan berupa membersihkan mata bayi dengan kapas dan air hangat.

Jika nanah yang keluar dalam jumlah berlebih atau sulit diatasi, para orangtua bisa berkonsultasi dengan dokter.

9. Kulit bayi kuning

dr. Andy menerangkan, kuning pada bayi pada umumnya terjadi karena bayi kurang minum ASI.

Tapi, jika kuning pada bayi terjadi pada waktu kurang dari 24 jam setelah lahir atau lebih dari 14 hari setelah lahir dan menjalar hingga telapak tangan dan kaki, para orangtua patut cemas. Kondisi ini bisa menjadi gejala penyakit kuning.

Baca juga: 6 Penyebab Kuning pada Bayi Baru Lahir

Para orangtua perlu berkonsultasi dengan dokter jika mendapati bayi mereka memiliki gejala penyakit kuning.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau