SOLO, KOMPAS.com - Beberapa tahun ini, Ida Nurwati, 55, harus rutin mengunjungi RS Triharsi, Solo, Jawa Tengah (Jateng) karena mengidap tekanan darah tinggi. Dia dianjurkan sebulan sekali menemui dokter spesialis penyakit dalam guna memastikan hipertensinya tak menimbulkan komplikasi berbahaya.
Beruntung, selama mengakses layanan kesehatan tersebut, Ida tak perlu mengeluarkan biaya berobat. Dia dikarenakan telah lebih dulu bergabung dalam program BPJS Kesehatan. Dengan begitu, ibu rumah tangga yang menjadi Ketua RW 028 Kelurahan/Kecamatan Jebres, Solo itu hanya perlu membayar iuran kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)-Kartu Indonesia Sehat (KIS) per bulan.
Ida terdaftar sebagai peserta JKN-KIS segmen mandiri kelas 1. Jika dibandingkan, jumlah biaya untuk iuran kepesertaan BPJS ini diyakini masih jauh lebih sedikit ketimbang nominal uang yang harus dibayarkan Ida ketika kontrol ke RS sebagai pasien umum. Karena merasa begitu terbantu dengan BPJS Kesehatan, dia pun terpanggil untuk mengajak warga lain di sekitar rumahnya agar tidak menunda mendaftar sebagai peserta JKN-KIS.
Baca juga: Jaminan Akuntabel dan Transparan Proses Verifikasi Klaim Covid-19
"Saya selalu tekankan kepada warga, bagi yang mampu, ayo segera daftar jadi peserta JKN-KIS mandiri. Sementara, bagi yang merasa kurang mampu, silakan mengakses JKN-KIS PBI APBD. Pokoknya jangan menunggu sakit dulu baru cari BPJS," jelas Ida saat diwawancara Kompas.com, Selasa (14/7/2020).
Selain karena dorongan pribadi, Ida mengaku kerap mengingatkan warga soal pentingnya JKN-KIS karena mendapat arahan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Solo. Para ketua RT/RW pernah dimintai bantuan untuk memberi sosialisasi sekaligus mendata warga yang belum menjadi peserta BPJS Kesehatan. Dia mendukung langkah Pemkot yang ingin menjadikan seluruh warga terkaver JKN-KIS tersebut.
"Warga tak akan rugi jika sudah punya kartu BPJS Kesehatan. Saya sendiri pernah juga sangat terbantu ketika harus jalani operasi bedah mulut dua tahun lalu. Semua biaya ditanggung JKN-KIS. Tak hanya itu, untuk membeli kacamata, saya bahkan bisa memperoleh subsidi dari BPJS," tutur Ida.
Ketua RW 001 Kelurahan Pucangsawit, Jebres, Sunarko, 56, juga sering menyosialisasikan program JKN-KIS kepada warga. Hal ini dia lakukan agar warga bisa hidup lebih tenang seperti dirinya. Di mana, jika sewaktu-waktu sakit, biaya pengobatan warga dapat ditanggung BPJS Kesehatan.
Sunarko sendiri merupakan peserta JKN-KIS PBI APBD Solo. Meski hanya terdaftar di kelas 3, dia sudah merasa begitu bersyukur telah memiliki JKN-KIS. Sunarko mengungkapkan, JKN-KIS punya banyak manfaat, terutama setiap kali periksa dia tidak perlu lagi membayar biaya periksa maupun obat.
Lagi pula, Sunarko melihat, pelayanan kesehatan bagi peserta di kelas 3 sama memuaskan dengan peserta di kelas 2 maupun kelas 1. Dokter maupun obat yang diterima peserta di kelas 3 tak berbeda dengan peserta di kelas atasnya. Letak perbedaannya hanya di perolehan ruang rawat inap.
"Saya kalau rapat, sering bilang ke bapak-bapak ketua RT, cari tahu siapa saja warga yang belum punya kartu BPJS Kesehatan, lalu beri motivasi mereka agar bisa segera daftar," jelas Sunarko.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.