KOMPAS.com - Cedera kepala bisa muncul dalam bentukbenjolan rigan atau memar hingga menyebabkan cedera otak traumatis.
Cedera kepala yang umum terjadi bisa berupa gegar otak, patah tulang tengkorak, dan luka di kulit kepala.
Selain itu, cedera kepala bisa terjadi secara tertutup dan terbuka. Cedera kepala tertutup tidak sampai merusak tengkorak.
Sebaliknya, cedera kepala terbuka bisa mempengaruhi kulit kepala dan area otak.
Baca juga: 6 Risiko Kesehatan saat Memasang Tindik
Cedera kepala bisa terjadi karena pukulan atau luka di area kepala. Kondisi ini bisa terjadi karena serangan fisik, kecelakaan kendaraan bermotor atau terkait olahraga.
Dalam beberapa kasus, cedera kepala bisa menimbulkan gangguan otak serius yang mempengaruhi tulang belakang.
Hal ni terjadi karena cedera terjadi sangat serius hingga merusak sruktur tengkorak yang bertugas melindungi otak dari bahaya serius.
Ada beberapa jenis cedera kepala yang biasa terjadi. Berikut jenis-jenis tersebut:
1. Hematoma
Hematoma adalah pembekuan darah di luar pembuluh darah. Hal ini bisa menyebabkan tekanan di tengkorak dan memicu hilangnya kesadaran hingga kerusakan otak permanen.
2.Pendarahan
Pendarahan karena cedera kepala bisa terjadi di ruang sekitar otak, yang dikenal dengan istilah subaraknoid, dan di dalam jaringan otak, yang disebut pendarahan intraserebral.
Perdarahan subaraknoid sering menyebabkan sakit kepala dan muntah. Sementara itu, pendarahan intraserebral bisa menyebabkan penggumpalan darah yang memicu tekanan pada otak.
3. Gegar otak
Gegar otak terjadi ketika ada benturan keras di tengkorak, Hal ini bisa memicu hilangnya fungsi otak hingga kerusakan permanen.