KOMPAS.com - Pernahkan Anda melihat seseorang yang terlihat kebingungan hingga sulit berpikir, mengingat, fokus, atau tidur?
Jika Anda pernah melihatnya atau bahkan mengalaminya sendiri, bisa jadi itu adalah gejala delirium.
Melansir laman Healthline, delirium adalah perubahan mendadak pada otak yang menyebabkan kebingungan mental dan gangguan emosi.
Baca juga: 5 Tanda Kanker Ginjal yang Harus Diwaspadai
Kondisi ini bisa membuatnya sulit untuk berpikir, mengingat, tidur, fokus, dan sejenisnya.
Biasanya, hal ini terjadi saat seseorang mencoba berhenti mengonsumsi alkohol, setelah operasi, berada dalam tekanan emosional yang tinggi atau mengalami demensia.
Delirium biasanya bersifat sementara dan dapat diobati secara efektif.
Delirium biasanya disebabkan oleh adanya peradangan dan infeksi yang mengganggu fungsi otak.
Selain itu, delirium juga bisa disebabkan karena konsumsi oat-obatan tertentu yang menganggu struktur kimia di otak.
Itu sebabnya, konsumsi alkohol dan penyalahgunaan obat-obatan bisa menyebabkan delirium.
Delirium juga bisa disebabkan karena sesak nafas atau asma. Pasalnya, sesak nafas dan asma menyebabkan otak kekurangan oksigen sehingga tidak bisa befungsi optimal.
Orang yang berusia di atas 65 tahun berisiko besar mengalami delirium.
Selain itu, berikut kondisi yang membuat seseorang rentan mengalami delirium:
Delirium memengaruhi pikiran, emosi, kontrol otot, dan pola tidur. Kondisi ini juga bisa membuat kita mengalami hal berikut:
Baca juga: Batu Ginjal: Penyebab, Gejala, Pencegahan hingga Cara Mengatasinya
Delirium bisa diatasi berdasarkan penyebabnya. Biasanya, metode yang digunakan untuk mengatasi delirum bisa berupa pemberian obat tetentu.
Jika delirium disebabkan seragan asma yang parah, hal ini biasanya diatasi dengan pemberian inhaler atau oksigen untuk megenbalikan pernapasan.
Dokter juga bisa memberika antiobiotik jika delirium disebabkan oleh infeksi bakteri.
Dalam beberapa kasus, dokter juga bisa menyarankan pasien berhenti mengonsumsi alkohol atau obat tertentu.
Delirium yang disebabkan karena tekanan emosional biasanya diatasi dengan pemberian antidepresan, obat penenang, atau tiamin.
Kondisi ini juga bisa diatasi dengan metode konseling untuk membuat pasien merasa nyaman dan aman untuk mendiskusikan pikiran dan perasaannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.