Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Premenstrual Syndrome: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi

Kompas.com - 15/08/2020, 10:30 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Premenstrual syndrome (PMS) adalah suatu kumpulan gejala yang meliputi gejala fisik, mental, dan perilaku yang terkait erat dengan siklus menstruasi wanita.

Secara definisi, gejala-gejala tersebut terjadi beberapa hari sebelum hari H menstruasi atau haid.

Hingga 80 persen wanita mungkin mengalami PMS dan bentuknya bisa sangat bervariasi antara satu dan yang lainnya.

Baca juga: 11 Tanda Awal Kehamilan yang Sering Tak Disadari, Termasuk Jerawat?

Gejala PMS antarsiklus pada seorang wanita bahkan dapat berbeda-beda pula.

Beberapa wanita mungkin akan mengalami gangguan yang lebih berat yang disebut Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD). PMS dan PMDD tidaklah sama.

Wanita dengan PMDD dapat mengalami depresi selama seminggu atau lebih sebelum haid tiba.

Sedangkan PMS, lebih pendek durasinya, lebih ringan, dan gejalanya lebih ke arah fisik.

Namun, seorang wanita dapat mengalami PMS saja, PMDD saja, atau keduanya.

Gejala PMS

Melansir Buku Resep Hidup Sehat (2010) oleh Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt., meski cukup mengganggu, gejala PMS biasanya tidak cukup berat dan sampai mengganggu kehidupan normal.

Namun, mungkin ada pula wanita yang mengalami gejala PMS yang cukup berat.

Baca juga: Penyebab Sakit Perut Saat Haid dan Cara Mengatasinya

Beberapa gejala PMS, antara lain:

1. Terkait mood

  • Kecemasan
  • Grogi
  • Perasaan berubah-ubah (mood swings)
  • Sensitif
  • Depresi
  • Pelupa
  • Bingung
  • Insomnia

2. Terkait perilaku

  • Ingin makan yang manis-manis
  • Nafsu makan meningkat
  • Mudah menangis
  • Kurang konsentrasi
  • Sensitif terhadap kebisingan

3. Terkait fungsi fisik

  • Sakit kepala
  • Lelah
  • Pusing atau nggliyeng
  • Berat badan naik
  • Kembung
  • Payudara membesar atau membengkak
  • Sembelit atau diare
  • Nyeri perut

Baca juga: Beda Cara Menghilangkan Komedo Hitam dan Komedo Putih

Penyebab PMS

PMS terjadi pada fase luteal pada siklus menstruasi.

Fase ini terjadi tidak lama setelah sebuah telur dilepaskan dari ovarium dan terjadi mulai dari hari ke-14 sampai hari ke-28 pada siklus haid normal (hari pertama haid dihitung sebagai hari ke-1).

Pada fase luteal ini, hormon dari ovarium menyebabkan lapisan rahim akan menebal dan membentuk seperti sponge.

Pada waktu yang sama, telur akan dilepas dari ovarium.

Jika saat itu ada hubungan seksual, maka telur dapat bertemu sperma yang masuk.

Telur yang sudah dibuahi tersebut kemudian menempel di lapisan uterus yang sudah menebal dan sponge tadi ntuk tumbuh menjadi janin.

Pada saat itu, kadar hormon progresteron bakal meningkat, sebaliknya estrogen mulai turun.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau