Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/08/2020, 15:04 WIB

KOMPAS.com - Penuaan dan munculnya berbagai penyakit kronis bisa dipicu oleh stres oksidatif.

Stres oksidatif bisa terjadi karena adanya ketidakseimbangan radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan jaringan.

Dalam jangka panjang, hal ini bisa memicu berbagai penyakit kronis sepeerti kanker, diabetes, dan penyakit jantung.

Baca juga: Kapan Waktu Terbaik Melakukan Tes Kehamilan?

Efek stres oksidatif pada tubuh

Oksidasi merupakan proses normal pada tubuh. Reaksi oksidasi bisa pada tubuh bisa menghasilkan radikal bebas yang membantu melawan patogen penyebab infeksi.

Jumlah radikal bebas yang terlalu banyak bisa menyebabkan stres oksidatif.

Hal ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan lemak, DNA, dan protein dalam tubuh yang memicu berbagai penyakit kronis seperti berikut:

  • diabetes
  • aterosklerosis, atau pengerasan pembuluh darah
  • kondisi peradangan
  • tekanan darah tinggi, yang juga dikenal sebagai hipertensi
  • penyakit jantung
  • penyakit neurodegeneratif, seperti Parkinson dan Alzheimer
  • kanker.

Stres oksidatif juga berkontribusi pada penuaan.

Baca juga: Stres Bisa Sebabkan Berat Badan Naik, Kok Bisa?

Penyebab

Penyebab stres oskidatif bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti berikut:

  • paparan ozon
  • paparan pestisida dan pembersih tertentu
  • paparan asap rokok
  • paparan radiasi.

Selain itu, mengonsumsi makanan tinggi gula, lemak, dan alkohol juga bisa memicu produksi radikal bebas.

Cara mencegah

Untuk mencegah stres oksidatif, kita harus menerapkan gaya hidup sehat seperti berikut:

  • mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan seha
  • membatasi konsumsi makanan olahan, terutama yang tinggi gula dan lemak
  • berolahraga secara teratur
  • berhenti merokok
  • mengurangi stres
  • menghindari atau mengurangi paparan polusi dan bahan kimia berbahaya.

Baca juga: Stres: Efek, Jenis hingga Cara Mengatasinya

Selain itu, kita juga bisa mengatasi stres oksidatif dengan menjaga berat badan yang sehat.

Hal ini dibuktikan lewati riset 2015. Riset tersebut membuktikan sel lemak berlebih dapat meningkatkan zat inflamasi yang memicu produksi radikal bebas.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+