Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merokok Rusak Sperma dan Pengaruhi Kesuburan, Kok Bisa?

Kompas.com - 26/08/2020, 21:05 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Bukan rahasia jika merokok menyebabkan sejumlah masalah kesehatan. Bahkan, di bagian peringatan di belakang bungkus rokok pun, hal ini telah disebutkan.

Dari banyak masalah kesehatan yang mungkin terjadi akibat merokok, yang paling menjadi perhatian utama adalah gangguan reproduksi.

Baca juga: Cara Mengetahui Sperma Subur atau Tidak

Salah satunya adalah merokok dapat merusak sperma.

Merokok juga dapat berdampak negatif pada kesuburan pria maupun wanita.

Melansir dari Web MD, merokok membuat sperma memiliki kemungkinan lebih kecil untuk membuahi sel telur.

Kesimpulan tersebut didapatkan dalam laporan studi yang dipublikasikan dalam jurnal Human Reproduction tahun 2010.

Penelitian ini dilakukan terhadap 53 orang perokok berat dan 63 orang bukan perokok.

Hasilnya menunjukkan bahwa pria yang merokok lebih tidak subur dibanding bukan perokok.

Ketidaksuburan ini karena sperma perokok diketahui kekurangan satu jenis protein penting.

Sebagai informasi, sel sperma manusia membawa dua protein kecil yang disebut protamin 1 dan protamin 2. Nah, pada perokok, peneliti menemukan sel sperma mereka membawa terlalu sedikit protamin 2.

Ketidakseimbangan ini membuat mereka sangat rentan terhadap kerusakan DNA.

"Ketika kami menyuntikkan sel sperma yang rusak ini ke dalam sel telur, sperma tidak mampu membuahi sel. Bahkan jika pembuahan terjadi, tingkat keguguran sangat tinggi," kata Mohamad Eid Hammadesh, salah satu peneliti yang terlibat studi tersebut.

Para peneliti berpendapat, hal ini mungkin karena sperma yang rusak akibat kebiasaan merokok kehilangan sebagian besar kemampuannya untuk melawan radikal bebas di dalam cairan mani.

Baca juga: Sperma Encer: Penyebab dan Cara Mengatasi

Penelitian lain yang menunjukkan hasil serupa juga dipublikasikan pada tahun 2016 di jurnal European Urology.

Dalam studi tersebut, merokok dikaitkan dengan penurunan jumlah sperma, penurunan motulitas, dan morfologi sperma yang buruk.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau