Perubahan ini menyebabkan jaringan lemak (jaringan adiposa) melepaskan molekul lemak ke dalam darah, yang dapat memengaruhi sel yang responsif terhadap insulin dan menyebabkan berkurangnya sensitivitas insulin.
Teori lain yang dikemukakan oleh para ilmuwan tentang bagaimana obesitas dapat menyebabkan diabetes tipe 2 adalah bahwa obesitas menyebabkan pradiabetes, suatu kondisi metabolik yang hampir selalu berkembang menjadi diabetes tipe 2.
Baca juga: Kenali Gejala Khusus Diabetes Tipe 2
Pada tahap pradiabetes, ditandai dengan kadar gula darah puasa dan atau sesudah makan berada di atas kisaran normal, tetapi belum sampai pada kriteria diabetes.
Sedangkan pada tahap berikutnya atau tahap diabetes, ditandai dengan kadar gula darah puasa dan atau sesudah makan sudah sampai pada kriteria diabetes.
Pada tahap ini, mulai ada gejala, antara lain:
Secara umum, obesitas adalah kondisi tubuh dengan penumpukan lemak yang berlebih.
Cara pengukuran kadar lemak yang akurat sebenarnya adalah dengan CT-scan atau MRI.
Tapi, mengingat pemeriksaan dengan alat ini relatif tidak murah dan hanya tersedia di tempat tertentu seperti rumah sakit, maka cara lain yang bisa digunakan adalah dengan pengukuran indeks massa tubuh (IMT).
IMT yaitu berat badan (dalam kilogram) dibagi kuadrat tinggi badan (dalam meter).
Berdasarkan Permenkes RI no. 41 tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Simbang, IMT disebut normal jika hasilnya berada di rentang 18,5 – 25.
Jika berada >25-27 termasuk gemuk atau overweight dan >27 adalah kondisi obesitas.
Baca juga: 3 Cara Mengukur Obesitas, Mana yang Terbaik?
Melansir Health Line, sedikitnya ada 4 faktor yang dapat membuat seseorang mengalami obesitas, yaitu:
Faktor pertama dan kedua yang paling banyak terjadi.
Baca juga: 8 Cara Mengecilkan Perut Buncit Tanpa Olahraga
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.