KOMPAS.com - Libido atau gairah seksual yang terlalu tinggi bisa menjadi indikasi adanya gangguan mental yang disebut dengan perilaku seksual kompulsif atau hipersexual.
Menurut data Medical News, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah mengatekorigan perilaku seksual kompulsif dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5).
Gangguan ini didefinisikan sebagai gangguan impuls yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk mengontrol dorongan seksual yang intens dan berulang.
Baca juga: Puting Susu Terasa Sakit, Apakah Tanda Kehamilan?
Orang yang menderita kelainan ini memiliki perilaku seksual kompulsif dan berbeda.
Beberapa orang bisa mengalami dorongan yang sangat kuat untuk bermasturbasi, merasa keharusan untuk melakukan hubungan seksual dengan beberapa pasangan yang berbeda dalam sehari.
Perilaku seksualkompulsif juga bisa ditandai dengan gejala berikut:
Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa berdampak para untuk penderita dan lingkungan sekitarnya.
Orang yang mengalami perilaku seksual kompulsif juga seringkali merasa bersalah dan memiliki harga diri yang rendah.
Beberapa orang bahkan bisa mengalami depresi dan kecemasan parah.
Kondisi ini juga bisa memicu masalah kelaurga, hubungan, dan keuangan bahkan menyebabkan infeksi menular seksual.
Menurut data Mayo Clinic, gangguan perilaki sosial kompulsif bisa diatasi dengan psikoterap dan penggunaan obat.
Tujuan pengobatan dilakukan untuk membantu pasien mengelola dorongan dan mengurangi perilaku berlebihan serta menerapkan aktivitas seksual yang sehat.
Berikut berbagai metode pengobatan gangguan perilaku seksual kompulsif:
Psikoterapi dilakukan untuk membantu pasien mempelajari cara mengelola perilaku seksual kompulsif.
Jenis psikoterapi bisa berupa berikut:
1. Terapi perilaku kognitif
Terapi ini membantu pasien mengidentifikasi keyakinan serta perilaku yang tidak sehat dan negatif untuk mengubah pola pikir pasien.
2. Terapi penerimaan dan komitmen
Terapi ini menekankan pada penerimaan pikiran dan komitmen untuk menerapkan aktivitas yang bisa mengalihkan pasien dari aktivitas seksual yang kompulsif.
pada strategi untuk memilih tindakan yang lebih sesuai dengan nilai-nilai penting.
3. Psikoterapi psikodinamik
Terapi ini berfokus pada peningkatan kesadaran akan pikiran dan perilaku bawah sadar, mengembangkan wawasan baru ke dalam motivasi pasien, dan menyelesaikan konflik.
Baca juga: Amankah Berhubungan Seks saat Hamil?
Selian piskoterapi,pasien juga bisa diberikan obat untuk mengontrol bahan kimia pada otak yang terkait dengan perilaku kompulsif.
Obat yang diberikan bisa berupa antidepresan, penstabil suasana hati, atau anti andorgen untuk mengurangi efek bilogis hormon seks.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.