KOMPAS.com - Selain rutin olahraga dan pola makan sehat, tidur juga menjadi bagian penting dalam menjaga kesehatan tubuh.
Saat tidur, tubuh akan mengembalikan energi dan membersihkan racun-racun dalam tubuh.
Tidur juga membantu pergantian sel dan memperbaiki jaringan yang rusak.
Sebaliknya, kurang tidur bisa berdampak buruk pada kesehatan kita, seperti memicu risiko diabetes, penyakit jantung, obesitas, dan depresi.
Baca juga: 3 Bahaya Tidur Tengkurap yang Tak Bisa Disepelekan
Tubuh memiliki mekanisme alami yang mengontrol kapan kita merasa lelah dan siap tidur atau kapan kita akan terbangun.
Mekanisme tersebut dikenal dengan istilah ritme sirkadian yang bekerja penuh selama 24 jam.
Selain itu, kapan kita tidur juga ditentukan oleh adenosin, atau senyawa organik yang diproduksi otak.
Tingkat adenosin meningkat sata kita beraktivitas sepanjang hari dan memicu rasa lelah. Saat kita tidur, tubuh akan memecah senyawa tersebut.
Ritme sirkadian yang mengatur waktu tidur juga dipengaruhi oleh cahaya. Area hipotalamus pada otak bertugas memproses sinyal saat mata terpapar cahaya alami atau buatan.
Sinyal-sinyal ini akan membantu otak untuk menentukan apakah hari sudah siang atau malam.
Saat tidak mendapatkan paparan cahaya, tubuh akan melepaskan melatonin yang memicu rasa kantuk.
Sebaliknya, tubuh akan melepaskan kortisol yang memicu energi dan kewaspadaan saat terpapar cahaya.
Saat kita tidur, sikulus tubuh akan dibagi menjadi empat tahap, sebagai berikut:
- Tahap 1 atau tidur non-REM (Rapid Eye Movement)
Tahap pertama ini menandai transisi antara terjaga dan tidur. Fase ini akan memicu tidur ringan.