Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/10/2020, 19:35 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Selain rutin olahraga dan pola makan sehat, tidur juga menjadi bagian penting dalam menjaga kesehatan tubuh.

Saat tidur, tubuh akan mengembalikan energi dan membersihkan racun-racun dalam tubuh.

Tidur juga membantu pergantian sel dan memperbaiki jaringan yang rusak.

Sebaliknya, kurang tidur bisa berdampak buruk pada kesehatan kita, seperti memicu risiko diabetes, penyakit jantung, obesitas, dan depresi.

Baca juga: 3 Bahaya Tidur Tengkurap yang Tak Bisa Disepelekan

Yang terjadi pada tubuh saat tidur

Tubuh memiliki mekanisme alami yang mengontrol kapan kita merasa lelah dan siap tidur atau kapan kita akan terbangun.

Mekanisme tersebut dikenal dengan istilah ritme sirkadian yang bekerja penuh selama 24 jam.

Selain itu, kapan kita tidur juga ditentukan oleh adenosin, atau senyawa organik yang diproduksi otak.

Tingkat adenosin meningkat sata kita beraktivitas sepanjang hari dan memicu rasa lelah. Saat kita tidur, tubuh akan memecah senyawa tersebut.

Ritme sirkadian yang mengatur waktu tidur juga dipengaruhi oleh cahaya. Area hipotalamus pada otak bertugas memproses sinyal saat mata terpapar cahaya alami atau buatan.

Sinyal-sinyal ini akan membantu otak untuk menentukan apakah hari sudah siang atau malam.

Saat tidak mendapatkan paparan cahaya, tubuh akan melepaskan melatonin yang memicu rasa kantuk.

Sebaliknya, tubuh akan melepaskan kortisol yang memicu energi dan kewaspadaan saat terpapar cahaya.

Tahap tidur

Saat kita tidur, sikulus tubuh akan dibagi menjadi empat tahap, sebagai berikut:

- Tahap 1 atau tidur non-REM (Rapid Eye Movement)

Tahap pertama ini menandai transisi antara terjaga dan tidur. Fase ini akan memicu tidur ringan.

Otot-otot akan rileks dan detak jantung, pernapasan, gelombang otak serta gerakan mata mulai melambat. Tahap ini biasanya akan berlangsung dalam hitungan menit.

- Tahap 2 non-REM

Tahap kedua ditandai dengan tidur yang lebih nyenyak karena detak jantung dan tingkat pernapasan terus melambat dan otot menjadi lebih rileks.

Gerakan mata akan berhenti dan suhu tubuh akan turun. Tahap kedua merupakan tahap terlama dari empat tahap tidur.

Baca juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Punggung Terasa Nyeri saat Bangun Tidur

- Tahap 3 non-REM

Tahap ini memainkan peran penting yang akan membuat kita merasa segar dan waspada aat bangun.

Pada tahap ini, detak jantung, pernapasan, dan aktivitas gelombang otak semuanya mencapai tingkat terendah. Otot-otot pun akan menjadi rileks sebagaimana mestinya.

- Tahap REM

Tahap ini biasnaya berlangsung sekitar 90 menit usai tertidur. Pada tahap ini, denyut pernapasan, detak jantung, dan tekanan darah akan mulai meningkat.

Seseorang biasanya akan bermimpi saat memasuki fase tidur ini.

Pentingnya tidur untuk kesehatan

Orang dewasa rata-rata membutuhkan waktu tidur sekitar tujuh jam setiap malam.

Jumlah tidur yang kurang akan menyebabkan dampat negatif serius pada kesehatan.

Beberapa penelitian menunjukkan kurang tidur membuat orang sulit fokus, berkurangnya kognisi, dan perubahan suasana hati.

Selain itu, kurang tidur juga bisa memicu risiko penyakit kronis, seperti obesitas, diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke, gangguan kesehatan mental, dan kematian dini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com