Otot-otot akan rileks dan detak jantung, pernapasan, gelombang otak serta gerakan mata mulai melambat. Tahap ini biasanya akan berlangsung dalam hitungan menit.
- Tahap 2 non-REM
Tahap kedua ditandai dengan tidur yang lebih nyenyak karena detak jantung dan tingkat pernapasan terus melambat dan otot menjadi lebih rileks.
Gerakan mata akan berhenti dan suhu tubuh akan turun. Tahap kedua merupakan tahap terlama dari empat tahap tidur.
Baca juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Punggung Terasa Nyeri saat Bangun Tidur
- Tahap 3 non-REM
Tahap ini memainkan peran penting yang akan membuat kita merasa segar dan waspada aat bangun.
Pada tahap ini, detak jantung, pernapasan, dan aktivitas gelombang otak semuanya mencapai tingkat terendah. Otot-otot pun akan menjadi rileks sebagaimana mestinya.
- Tahap REM
Tahap ini biasnaya berlangsung sekitar 90 menit usai tertidur. Pada tahap ini, denyut pernapasan, detak jantung, dan tekanan darah akan mulai meningkat.
Seseorang biasanya akan bermimpi saat memasuki fase tidur ini.
Orang dewasa rata-rata membutuhkan waktu tidur sekitar tujuh jam setiap malam.
Jumlah tidur yang kurang akan menyebabkan dampat negatif serius pada kesehatan.
Beberapa penelitian menunjukkan kurang tidur membuat orang sulit fokus, berkurangnya kognisi, dan perubahan suasana hati.
Selain itu, kurang tidur juga bisa memicu risiko penyakit kronis, seperti obesitas, diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke, gangguan kesehatan mental, dan kematian dini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.