KOMPAS.com - Sebagian besar orang bisa saja menyimpan luka masa kecil yang terbawa hingga usia dewasa.
Kondisi tersebut bisa saja terjadi karena inner child dalam diri kita mengalami luka dan membutuhkan perhatian khusus.
Sayangnya, kita kerap mengabaikan hal ini hingga berdampak pada kehidupan di usia dewasa, terutama pada kondisi mental kita.
Baca juga: Memahami Tanda Gangguan Kesehatan Mental dan Cara Menanganinya
Setiap orang pasti memiliki inner child dalam diri mereka. Inner child merupakan representasi langsung dari diri pada tahun-tahun awal kehidupan.
Dengan kata lain, inner child merupakan sosok anak kecil dalam diri manusia.
Saat inner child mengalami luka yang dibiarkan atau tak segera disembuhkan, hal ini bisa menimbulkan perilaku atau perasaan negatif saat dewasa.
Menurut psikolog Diana Raab, pengabaian, trauma, atau rasa sakit di masa kanak-akan bisa membuat inner child terluka.
"Sayangnya, banyak orang lebih memilih mengubur rasa sakit ini dalam-dalam untuk menyembunyikan dan melindungi diri," ucap Raab.
Padahal, cara ini tidak akan menyembuhkan rasa sakit dan bisa berefek negatif di masa dewasa, khususnya pada kondisi mental kita.
"Luka inner child yang tak segera diatasi bisa menimbulkan tekanan dalam hubungan pribadi atau kesulitan memenuhi kebutuhan diri sendiri," tambahnya.
Menyembuhkan inner child memang memakan waktu. Namun, menyadari ada yang keliru dalam diri kita adalah titik awal yang bagus untuk penyembuhan diri atau self healing.
Berikut tips untuk menyembuhkan inner child yang terluka:
Langkah pertama yang harus kita lakukan untuk menyembuhkan inner child adalah menyadari keberadaanya.
Terapis dari California, Kim Egel, mengatakan menyadari adanya inner child membantu kita untuk mengeksplorasi diri dan menemukan akar permasalahan yang salam ini menganggu.
"Jika Anda ragu atau menolak menyadari adanya luka di masa lalu, maka proses penyembuhan akan sulit," ucap dia.