KOMPAS.com - Diabetes melitus adalah penyakit metabolik yang memicu peningkatan kadar gula darah.
Penyakit yang dikenal dengan kencing manis ini memengaruhi cara tubuh dalam menggunakan gula darah atau glokosa.
Melansir Healthline, penderita diabetes jamak mengalami gangguan hormon insulin.
Hormon insulin berfungsi memindahkan gula darah dari darah ke sel untuk digunakan sebagai energi.
Energi tersebut digunakan sel untuk membentuk otot, jaringan tubuh, dan bahan bakar otak.
Baca juga: Gejala Diabetes Melitus Tipe 1 dan Tipe 2
Penderita diabetes melitus tubuhnya tidak bisa menghasilkan insulin yang cukup, atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif.
Saat gula darah melonjak, gejala diabetes melitus yang dirasakan penderitanya di antaranya:
Baca juga: 6 Cara Mencegah Diabetes
Penyebab diabetes melitus bisa beragam, tergantung tipenya. Tipe diabetes melitus kronis yang paling umum adalah tipe 1 dan tipe 2.
Tingginya kadar gula darah dalam tubuh dalam jangka panjang dapat memicu komplikasi.
Komplikasi diabetes melitus dapat memicu penyakit kronis sampai mengancam jiwa. Melansir Mayo Clinic, berikut beberapa komplikasi diabetes melitus:
Komplikasi penyakit diabetes melitus dalam jangka panjang dapat memicu penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular).
Beberapa penyakit kardiovaskuler yang terdampak diabetes melitus antara lain penyakit jantung koroner, serangan jantung, stroke, penyempitan arteri.
Tingginya kadar gula darah dalam tubuh juga dapat mempercepat pengerasan pembuluh darah arteri.
Baca juga: 4 Gejala Diabetes pada Wanita
Tingginya kadar gula darah dalam tubuh dapat melukai dinding pembuluh darah kecil yang bertugas melindungi saraf, terutama kaki.
Hal itu dapat menyebabkan kesemutan, mati rasa, munculnya rasa panas, atau nyeri.
Rasa tidak nyaman tersebut biasanya bermula dari ujung jari kaki atau jari tangan, lalu bertahap merembet ke atas.
Jika tidak diobati, penderita diabetes melitus bisa mengalami mati rasa di seluruh bagian tubuh.
Kerusakan saraf yang terkait dengan gangguan pencernaan bisa memicu mual, muntah, diare, atau sembelit.
Bagi pria, kerusakan saraf terkait diabetes melitus bisa menyebabkan disfungsi ereksi.
Baca juga: Doyan Jajan Minuman dan Makanan Kekinian, Diabetes Kemudian...
Komplikasi diabetes melitus juga bisa merusak organ ginjal.
Ginjal memiliki jutaan pembuluh darah kecil. Pembuluh darah ini berfungsi menyaring limbah.
Kadar gula darah tinggi dapat merusak sistem penyaringan tersebut.
Apabila tingkat kerusakannya sudah parah, penderita diabetes melitus bisa mengalami penyakit ginjal akut atau gagal ginjal.
Kadar gula darah tinggi bisa merusak pembuluh darah di retina dan berpotensi memicu kebutaan.
Diabetes juga meningkatkan risiko gangguan penglihatan seperti katarak dan glaukoma.
Baca juga: 5 Gejala Diabetes pada Anak, Tak Hanya Diderita Orang Tua
Komplikasi diabetes melitus dari saraf di kaki dapat meningkatkan risiko penyakit di kaki.
Jika tidak diobati, luka dan lecet di kaki bisa berkembang menjadi infeksi serius.
Infeksi serius ini dampak paling fatalnya memerlukan amputasi jari kaki sampai kaki.
Beberapa gangguan kulit terkait diabetes antara lain infeksi bakteri dan jamur.
Baca juga: Ciri-ciri Diabetes dari Luka yang Muncul di Kulit
Penyakit diabetes melitus dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan pendengaran.
Banyak penderita diabetes yang mengalami gangguan pendengaran.
Komplikasi diabetes melitus tipe 2 salah satunya bisa menyebabkan penyakit alzheimer.
Penyakit alzheimer adalah gangguan otak yang secara bertahap memicu penurunan daya ingat, kemampuan berpikir dan bicara, serta perubahan perilaku.
Semakin buruk kontrol gula darah penderita penyakit diabetes melitus tipe 2, risiko terkena penyakit alzheimer semakin besar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.