Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 19/11/2020, 16:05 WIB

KOMPAS.com – Paru-paru basah sebenarnya tidak dikenal dalam dunia medis.

Istilah ini hanya familiar bagi masyarakat awam untuk menjelaskan adanya masalah pada paru-paru yang parah dengan indikasi terdapat penumpukan cairan di organ tersebut.

Istilah paru-paru basah dalam bahasa medis disebut sebagai pneumonia.

Baca juga: 3 Penyebab Paru-paru Basah yang Perlu Diwaspadai

Paru-paru basah atau pneumonia memang termasuk penyakit yang layak diantisipasi.

Mealansir NIH, terdapat sejumlah komplikasi pneumonia yang mungkin mengancam nyawa.

Ini termasuk:

  • Gangguan pernapasan akut (ARDS) dan gagal napas yang merupakan komplikasi umum dari pneumonia serius
  • Kerusakan ginjal, hati, dan jantung, yang terjadi ketika organ-organ ini tidak mendapatkan cukup oksigen untuk bekerja dengan baik atau ketika sistem kekebalan merespons infeksi secara negatif
  • Necrotizing pneumonia, yaitu suatu kondisi yang berkembang ketika infeksi menyebabkan jaringan paru-paru mati dan membentuk abses paru-paru (kantong jaringan berisi nanah). Itu juga membuat pneumonia menjadi lebih sulit diobati. Penderita mungkin akan memerlukan pembedahan atau drainase dengan jarum untuk mengeluarkan nanah
  • Gangguan pleura, di mana jaringan yang menutupi bagian luar paru-paru mungkin meradang, dan rongga dada di sekitar paru-paru mungkin terisi cairan dan nanah
  • Sepsis yang terjadi ketika bakteri dari paru-paru masuk ke dalam darah dan menyebabkan peradangan di seluruh tubuh

Oleh sebab itu, penting untuk mengenal beragam gejala paru-paru basah atau pneumonia sebagai langkah deteksi dini penyakit tersebut dan mendukung proses pengobatan.

Baca juga: Benarkah Telapak Tangan Sering Berkeringat Gejala Paru-paru Basah?

Gejala paru-paru basah

Paru-paru basah atau pneumonia pada dasarnya adalah pembengkakan (peradangan) jaringan di satu atau kedua paru-paru.

Pneumonia biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri. Tapi, pneumonia bisa juga disebabkan oleh virus, termasuk virus corona (Covid-19).

Melansir NHS, gejala pneumonia dapat berkembang secara tiba-tiba dalam waktu 24 hingga 48 jam atau muncul lebih lambat selama beberapa hari.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+