Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/12/2020, 06:06 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Demam tifoid atau tipes adalah jenis penyakit infeksi sistemik yang dapat menyerang banyak organ.

Penyakit menular ini dapat menyebabkan komplikasi serius apabila tidak segera diberikan perawatan medis yang tepat, terutama pada anak-anak.

Seseorang bisa tertular tipes apabila mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri biang penyakit.

Baca juga: Gejala Tipes di Tahap Awal dan Lanjut

Melansir Mayo Clinic, tanda dan gejala tipes muncul secara bertahap setelah penderita terinfeksi penyakit. Beberapa ciri-ciri sakit tipes:

  • Demam yang meningkat secara bertahap setiap hari, suhunya bisa mencapai 40 derajat Celsius
  • Sakit kepala
  • Badan lemah dan kelelahan akut
  • Nyeri otot
  • Berkeringat
  • Batuk kering
  • Tidak nafsu makan
  • Berat badan menurun
  • Sakit perut, diare, atau sembelit
  • ruam
  • Perut bengkak

Berbagai gejala tipes di atas sekilas mirip dengan penyakit lain seperti masuk angin. Namun, hindari mengabaikan penyakit ini. Apabila tipes tidak segera diobati, infeksi bisa menyebar ke bagian organ tubuh lainnya.

Baca juga: 6 Cara Mencegah Demam Berdarah

Penyebab tipes

Ilustrasi cuci tangan sesering mungkin saat masak. PEXELS/BURST Ilustrasi cuci tangan sesering mungkin saat masak.
Dilansir dari NHS, demam tifoid atau tipes disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi.

Bakteri ini bisa jadi penyebab tipes dengan cara bersarang di kotoran buang air besar (BAB) penderita yang terinfeksi.

Jika penderita tipes tidak mencuci tangan dengan benar setelah BAB, mereka bisa mencemari makanan dan barang yang disehtuh.

Siapa pun yang makan makanan yang terinfeksi bakteri tersebut bisa ikut tertular tipes.

Di beberapa kasus yang jarang terjadi, bakteri Salmonella typhi juga bisa ditularkan lewat kencing atau urine penderita yang terinfeksi penyakit.

Lagi-lagi, penderita tipes yang tidak mencuci tangan dengan benar setelah kencing lalu memegang makanan dapat menularkan penyakit ini.

Di sejumlah tempat dengan sanitasi yang buruk, kotoran manusia yang terinfeksi bakteri penyebab tipes bisa mencermari sumber air.

Orang yang minum air terkontaminasi atau makan makanan yang dicuci pakai air terkontaminasi tersebut bisa tertular tipes.

Baca juga: Diawali Demam, Ini Beda Gejala pada Demam Berdarah (DBD) dan Tifus

Cara penularan tipes

Penyakit tipes biasanya rentan menular lewat beberapa celah, antara lain:

  • Menggunakan toilet yang terkontaminasi bakteri penyebab tipes, lalu tidak cuci tangan sebelum makan dan menyentuh mulut
  • Makan makanan laut dari sumber air yang terkontaminasi bakteri Salmonella typhi
  • Makan sayuran mentah atau produk susu yang terkontaminasi bakteri biang tipes
  • Melakukan seks oral atau anal dengan penderita tipes

Baca juga: Apa yang Terjadi dengan Tubuh setelah Digigit Nyamuk Demam Berdarah?

Setelah terinfeksi bakteri Salmonella typhi, bakteri akan berkembang biak di saluran pencernaan penderita.

Kondisi ini menyebabkan penderita mengalami gejala demam, sakit perut, sembelit, atau diare.

Jika tidak segera diobati, bakteri akan masuk ke aliran darah dan meninfeksi area tubuh lainnya.

Kondisi tersebut menyebabkan gejala tipes semakin parah selama beberapa minggu sejak tubuh penderita kali pertama terinfeksi.

Jika organ dan jaringan banyak yang rusak karena infeksi bakteri, penderita bisa mengalami komplikasi serius seperti pendarahan internal atau ususnya pecah.

Demam tifoid membutuhkan pengobatan segera. Semakin awal didiagnosis, infeksi penyakit cenderung ringan dan bisa sembuh setelah diobati selama 7 hingga 14 hari.

Penyakit tipes parah biasanya memerlukan perawatan di rumah sakit. Dengan pengobatan yang tepat, kebanyakan penderita bisa merasa lebih sehat dalam beberapa hari dan komplikasi serius bisa dicegah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau