Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Jenis Camilan yang Direkomendasikan untuk Diabetes

Kompas.com - 06/12/2020, 12:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Mengontrol kadar gula darah adalah kunci penting agar penderita diabetes tidak mengalami komplikasi.

Tentunya, hal ini diperlukan pola makan yang tepat. Sembarangan memilih makanan bisa saja berujung pada melonjaknya kadar gula darah, yang bisa berimbas pada kambuhnya gejala.

Itu sebabnya, penderita diabetes juga harus berhati-hati memilih camilan yang dikonsumsinya.

Baca juga: 5 Mitos Keliru Seputar Covid-19

Pentingnya camilan sehat bagi penderita diabetes

Menurut American Diabetes Association, menghitus asupan karbohidrat merupakan langkah penting untuk mengelola gejala diabetes. Pasalnya, asupan karbohidrat juga turut menentukan kadar gula darah.

Karbohidrat bisa diolah menjadi glukosa dengan cepat oleh tubuh. Setelahitu, glukosa akan diserap oleh sel untuk sumber energi.

Sayangnya, sel-sel pada penderita diabetes tidak mampu menyerap glukosa secara efisien sehingga glukosa tetap ada di aliran darah. Inilah yang menyebabkan kadar gula darah tinggi.

Untuk menyeimbangkan gula darah, penderita diabetes perlu menyeimbangkan asupan karbohidrat dengan nutrisi lain, seperti protein, serat, dan lemak sehat, yang tidak terlalu berdampak besar pada gula darah.

Saat memilih camilan, penderita diabetes sebaiknya memilih makanan ang mengandung lebih sedikit karbohidrat namun kaya akan protein, serat, dan lemak sehat.

Berikut camilan sehat yang direkomendasikan untuk penderita diabetes:

1. Camilan berprotein tinggi

Camilan berprotein tinggi tidak menyebabkan kenaikan kadar gula darah. Jadi, tubuh tidak memerlukan banyak insulin untuk mencernanya.

Tubuh menggunakan protein untuk membangun dan memperbaiki jaringan, bukan diolah menjadi glukosa, yang akan menyebabkan lonjakan gula darah.

Riset dalam Diabetes Medicine Journal tahun 2016 membuktikan konsumsi camilan yang mengandung 12,5 gram dan 50 gram dalam sekali makan tidak menyebabkan lonjakan gula darah pada penderita diabetes tipe 1 yang menerima terapi insulin intensif.

Jadi, sebagai camilan penderita diabetes bisa memilih konsumsi telur, almond, daging ayam, atau protein shake.

2. Camilan berserat tinggi

Makanan tinggi serat dicerna lebih lambat oleh tubuh sehingga membantu menunda penyerapan glukosa ke aliran darah.

Riset dalam Experimental and Therapeutic Medicine Journal 2016 membuktikan konsumsi makanan tinggi serat secara teratur membantu mengontrol kadar glukosa dan tingkat resistensi insulin penderita diabetes tipe 2.

Serat juga membantu kita merasa kenyang lebih lama, yang tentunya membantu mengontrol kelebihan berat badan.

Selain itu, makanan berserat tinggi juga mengandung indeks glikemiks yang rendah.

Dari data Joslin Diabetes Center, penderita diabetes sebaiknya mengonsumsi makanan tinggi serat sebanyak 50 gram sehari.

Contoh makanan tinggi serat antara lain, bunci, kacang edamame, dan berbagai jenis sayuran.

Baca juga: Pernah Kontak dengan Orang Positif Covid-19, Apa yang Harus Dilakukan?

3. Camilan mengandung lemak sehat

Makanan dengan lemak sehat - yaitu lemak tak jenuh - juga dapat memperlambat pencernaan, sehingga tidak memicu kenaikan kadar gula darah.

Seperti protein, tubuh tidak mengubah lemak menjadi glukosa untuk energi. Sebaliknya, molekul lemak dipecah tanpa konversi dan langsung digunakan untuk energi.

Selain itu, lemak sehat juga dapat membantu mengontrol berat badan, karena proses pencernaan yang lambat dapat membantu kita merasa kenyang lebih lama.

Contoh camilan kaya lemak sehat, antara lain kacang-kacangan, biji-bijian, dan alpukat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Studi: Ingatan yang Kurang Spesifik Bisa Picu Gangguan Kejiwaan Lebih Dini
Studi: Ingatan yang Kurang Spesifik Bisa Picu Gangguan Kejiwaan Lebih Dini
Health
Kemenkes Prioritaskan Eliminasi Malaria di Papua yang Masih Tinggi Kasusnya
Kemenkes Prioritaskan Eliminasi Malaria di Papua yang Masih Tinggi Kasusnya
Health
Haruskah Orang Dewasa Tidur 7 Jam Setiap Hari untuk Kurangi Risiko Stroke? Ini Kata Dokter…
Haruskah Orang Dewasa Tidur 7 Jam Setiap Hari untuk Kurangi Risiko Stroke? Ini Kata Dokter…
Health
Penyebaran Mpox Meningkat: Kenali Gejalanya dan Lakukan Pencegahan Berikut...
Penyebaran Mpox Meningkat: Kenali Gejalanya dan Lakukan Pencegahan Berikut...
Health
Studi: Kerja Lembur Terlalu Sering Bisa Ubah Struktur Otak
Studi: Kerja Lembur Terlalu Sering Bisa Ubah Struktur Otak
Health
Status Darurat Mpox Diperpanjang WHO: Penyebaran Meningkat, Gejala dan Pencegahan Diperketat
Status Darurat Mpox Diperpanjang WHO: Penyebaran Meningkat, Gejala dan Pencegahan Diperketat
Health
Gejala Mirip Covid-19, Virus HKU5 Jadi Ancaman Pandemi Baru
Gejala Mirip Covid-19, Virus HKU5 Jadi Ancaman Pandemi Baru
Health
Efektifkah Makan Sayur dan Buah untuk Menurunkan Kolesterol? Ini Kata Dokter…
Efektifkah Makan Sayur dan Buah untuk Menurunkan Kolesterol? Ini Kata Dokter…
Health
Sering Dianggap Sepele, Lewatkan Biopsi Bisa Buat Kanker Tak Terdeteksi
Sering Dianggap Sepele, Lewatkan Biopsi Bisa Buat Kanker Tak Terdeteksi
Health
Punya Orangtua Narsis, Apa yang Harus Dilakukan? 
Punya Orangtua Narsis, Apa yang Harus Dilakukan? 
Health
Waspadai Uap Rokok Obat, Ini Kata Dokter soal Dampaknya bagi Paru-paru
Waspadai Uap Rokok Obat, Ini Kata Dokter soal Dampaknya bagi Paru-paru
Health
Tanda-tanda Anak yang Dibesarkan oleh Orangtua Narsis
Tanda-tanda Anak yang Dibesarkan oleh Orangtua Narsis
Health
Bisakah Mengandalkan ChatGPT Membaca Hasil Pemeriksaan Medis?
Bisakah Mengandalkan ChatGPT Membaca Hasil Pemeriksaan Medis?
Health
Ada Black Mold di Ruangan, Seberapa Berbahaya untuk Kesehatan?
Ada Black Mold di Ruangan, Seberapa Berbahaya untuk Kesehatan?
Health
Menu Makanan di Sekolah Bisa Jadi Kunci Anak Makan Sehat, Ini Kata Ahli Gizi
Menu Makanan di Sekolah Bisa Jadi Kunci Anak Makan Sehat, Ini Kata Ahli Gizi
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau