KOMPAS.com - Sejumlah orang kerap mengeluhkan nyeri otot atau beberapa bagian tubuhnya terasa sakit setelah berolahraga.
Kondisi ini tak jarang mengganggu aktivitas sehari-hari dan terkadang membuat orang jadi enggan kembali berolahraga. Terlebih jika nyeri otot sampai menimbulkan memar.
American College of Sports Medicine (ACMS) menyebut nyeri otot setelah olahraga ini sebagai delayed onset muscle soreness (DOMS).
Baca juga: 6 Variasi Olahraga untuk Mengecilkan Perut Buncit
Melansir Live Science, nyeri otot setelah olahraga dapat terjadi karena berbagai kondisi.
Di antaranya saat melakukan olah fisik setelah rehat latihan dalam waktu yang cukup lama, mencoba gerakan baru, atau dosis latihan ditambah.
Perubahan aktivitas fisik ini dapat menyebabkan kontraksi otot. Dampaknya, muncul robekan mikroskopis di sepanjang otot dan sekitar jaringan ikat.
Robekan kecil pada jaringan otot ini sebenarnya tidak menimbulkan nyeri. Rasa sakit yang dirasakan justru berasal dari efek samping saat proses perbaikan otot.
Setelah otot robek, muncul peradangan dan penumpukan kalsium. Bersamaan dengan proses tersebut, sistem daya tahan tubuh bekerja untuk memperbaiki sel tubuh yang rusak.
Gejala tidak nyaman terkait nyeri otot bisa berlangsung tiga hari selang olahraga. Ada kalanya, nyeri otot disertai gejala sesak napas, demam, lemas, hingga leher kaku.
Apabila nyeri otot setelah berolahraga terasa parah, ada baiknya Anda segera berkonsultasi ke dokter. Hal itu bisa jadi tanda cedera.
Baca juga: Olahraga Sebelum Tidur Sebabkan Insomnia, Mitos atau Fakta?
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.