Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Jenis Hernia (Turun Berok) yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 08/12/2020, 06:04 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com –Di sejumlah daerah di Indonesia, hernia lebih dikenal dengan sebutan “ turun berok”.

Sementara, dalam dunia medis, hernia adalah kondisi saat organ dalam tubuh menekan dan mencuat melalui jaringan otot atau jaringan ikat di sekitarnya yang lemah.

Jaringan ikat tubuh semestinya cukup kuat untuk menahan organ tubuh di dalamnya agar tetap berada di tempatnya masing-masing.

Baca juga: 12 Penyebab Penis Sakit dan Cara Mengobatinya

Tapi, beberapa hal dapat menyebabkan jaringan ikat ini melemah, sehingga tidak bisa menahan organ di dalamnya dan menyebabkan hernia.

Jenis-jenis hernia

Merangkum NHS, terdapat beberapa jenis hernia yang paling umum terjadi di tubuh.

Berikut ini yang bisa diwaspadai:

1. Hernia inguinalis

Hernia inguinalis terjadi ketika jaringan lemak atau bagian usus mencuat ke selangkangan di bagian atas paha bagian dalam.

Hernia inguinalis adalah jenis hernia yang paling umum terjadi dan terutama menyerang pria.

Jenis hernia ini sering dikaitkan dengan penuaan dan ketegangan berulang pada perut.

2. Hernia femoralis

Hernia femoralis juga terjadi ketika jaringan lemak atau bagian usus masuk ke selangkangan di bagian atas paha bagian dalam.

Baca juga: 3 Gejala Hernia (Turun Berok) yang Perlu Diwaspadai

Jenis hernia ini jauh lebih jarang terjadi daripada hernia inguinalis dan cenderung mempengaruhi lebih banyak wanita daripada pria.

Seperti hernia inguinalis, hernia femoralis juga dikaitkan dengan penuaan dan ketegangan berulang pada perut.

3. Hernia umbilikalis

Hernia umbilikalis terjadi ketika jaringan lemak atau bagian usus menonjol di dinding perut, tepatnya di dekat pusar.

Jenis hernia ini dapat terjadi pada bayi jika lubang di perut yang dilewati tali pusar tidak menutup dengan sempurna setelah bayi lahir.

Orang dewasa juga bisa mengalami, mungkin akibat ketegangan berulang pada perut.

Baca juga: Penis Jarang Ereksi Saat Bangun Tidur pada Pagi Hari, Normalkah?

4. Hernia hiatus

Hernia hiatus terjadi ketika bagian lambung mendorong ke atas, ke dada dengan menekan melalui lubang di diafragma, lembaran otot tipis yang memisahkan dada dari perut.

Jenis hernia ini mungkin tidak memiliki gejala yang nyata, meski bisa menyebabkan mulas pada beberapa orang.

Tidak jelas apa yang menjadi penyebab hernia hiatus, tetapi ini mungkin akibat diafragma menjadi lemah seiring bertambahnya usia atau tekanan pada perut.

5. Jenis hernia lainnya

Jenis hernia lain yang dapat memengaruhi perut meliputi:

  • Hernia insisional yang terjadi ketika usus atau jaringan mencuat melalui luka bedah di perut yang belum sepenuhnya sembuh
  • Hernia epigastrik yang terjadi ketika jaringan lemak menonjol melalui perut, di antara pusar dan bagian bawah tulang dada
  • Hernia spigelian yang terjadi ketika bagian usus mendorong jaringan ikat (spigelian fascia) yang terletak di sisi luar otot rektus abdominus (otot perut di bawah pusar)
  • Hernia diafragma yang terjadi ketika organ di perut bergerak ke dada melalui lubang di diafragma. Jenis hernia ini juga dapat memengaruhi bayi jika diafragma mereka tidak berkembang dengan baik di dalam rahim
  • Hernia otot yang terjadi ketika bagian otot menonjol melalui perut. Kondisi ini juga bisa terjadi pada otot kaki sebagai akibat dari cedera olahraga

Baca juga: Mengenal Penyebab dan Cara Mudah Mengatasi Penis Gatal

Gejala hernia

Melansir Health Line, dalam banyak kasus, hernia tidak memiliki gejala.

Anda mungkin tidak tahu bahwa Anda menderita hernia sampai tiba jadwal pemeriksaan fisik rutin atau pemeriksaan medis untuk masalah yang tidak terkait.

Jika itu muncul, gejala hernia yang paling umum adalah tonjolan atau benjolan di daerah yang terkena.

Misalnya, dalam kasus hernia inguinalis, Anda mungkin akan melihat benjolan di kedua sisi tulang kemaluan tempat selangkangan dan paha bertemu.

Anda mungkin akan mendapati bahwa benjolan tersebut dapat hilang saat Anda berbaring.

Oleh sebab itu, Anda lebih mungkin merasakan hernia melalui sentuhan saat berdiri, membungkuk, atau batuk.

Ketidaknyamanan atau nyeri di area sekitar benjolan juga mungkin ada.

Beberapa jenis hernia, seperti hernia hiatus, dapat memiliki gejala yang lebih spesifik. Ini bisa termasuk hal-hal, seperti mulas (heartburn), kesulitan menelan, dan nyeri dada.

Baca juga: 11 Cara Mengatasi Heartburn Secara Alami dan dengan Bantuan Obat

 

Diagnosis hernia

Untuk mendiagnosis kondisi Anda, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu.

Selama pemeriksaan ini, dokter mungkin akan merasakan tonjolan di area perut atau selangkangan yang membesar saat Anda berdiri, batuk, atau tegang.

Dokter kemudian akan mengambil riwayat kesehatan Anda.

Dokter mungkin mengajukan beberapa pertanyaan kepada Anda, seperti:

  • Kapan Anda pertama kali melihat tonjolan itu?
  • Apakah Anda pernah mengalami gejala lain?
  • Menurut Anda, apakah ada sesuatu yang menyebabkan hal itu terjadi?
  • Ceritakan sedikit tentang gaya hidup Anda, seperti apakah pekerjaan Anda melibatkan angkat berat? Apakah Anda berolahraga dengan keras? Apakah Anda pernah merokok?
  • Apakah Anda memiliki riwayat hernia pribadi atau keluarga?
  • Apakah Anda pernah menjalani operasi di area perut atau selangkangan?

Dokter kemungkinan besar juga akan menggunakan tes pencitraan untuk membantu diagnosis.

Baca juga: Kapan Harus ke Dokter Karena Keputihan?

Ini dapat mencakup hal-hal seperti:

  • USG perut, yang menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk membuat gambar struktur di dalam tubuh
  • CT scan, yang menggabungkan X-ray dengan teknologi komputer untuk menghasilkan gambar
  • MRI, yang menggunakan kombinasi magnet kuat dan gelombang radio untuk membuat gambar

Untuk hernia hiatus, dokter akan melakukan pemeriksaan barium edema dan endoskopi dalam proses diagnosis.

Barium edema adalah pemeriksaan foto rontgen dengan menggunakan bantuan cairan barium yang ditelan untuk menghasilkan gambar detail bagian dalam saluran pencernaan.

Jenis pemeriksaan ini juga digunakan untuk mendeteksi obstruksi usus.

Baca juga: 8 Gejala Usus Buntu dan Cara Membedakan dengan Penyakit Lain

Pengobatan hernia

Penting untuk mengenali tanda-tanda hernia dan menemui dokter jika Anda curiga Anda mengalaminya.

Hernia yang tidak diobati tidak akan hilang dengan sendirinya.

Hernia bahkan dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa.

Jadi, Anda harus mencari perawatan darurat jika mengalami gejala hernia, seperti mual, muntah, demam, atau nyeri tiba-tiba.

Dokter dapat mendiagnosis hernia Anda dan menentukan cara terbaik untuk merawatnya.

Perawatan medis dini dan perubahan gaya hidup bisa meminimalkan gejala hernia.

Namun, pembedahan adalah satu-satunya cara untuk mengobati hernia secara efektif.

Ada berbagai jenis operasi yang tersedia untuk memperbaiki hernia, dan ahli bedah dapat memberi tahu mana yang tepat untuk kondisi Anda.

Prognosis untuk operasi perbaikan hernia pada umumnya sangat baik, tetapi dapat bergantung pada sifat hernia, gejala Anda, dan kesehatan Anda secara keseluruhan.

Dalam beberapa kasus, hernia dapat kambuh setelah penanganan.

Baca juga: Benarkah Makan Jambu Biji Bisa Jadi Penyebab Usus Buntu?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau