dr. Popy mengatakan, pernikahan dini sendiri bisa menyebabkan beragam masalah lain yang dialami remaja, seperti kekerasan dalam rumah tangga (KDRD), kematian ibu saat melahirkan, kesehatan reproduksi yang buruk, drop out, depresi, termasuk bayi lahir dalam keadaan prematur, kurang gizi, dan berisiko terkena stunting.
Sementara, dia menyampaikan data, bahwa angka kelahiran menurut umur (ASFR) 15-19 tahun (muda) di Indonesia belum juga menunjukkan penurunan yang signifikan.
Berdasarkan Surveri Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, angka ASFR 15-19 tahun mencapai 51. Artinya, terdapat 51 bayi yang dilahirkan oleh 1.000 wanita usia 15-19 tahun pada saat itu.
Sementara, menurut SDKI 2012, angkanya hanya berubah menjadi 48.
Angka tersebut masih jauh dari target ASFR 16-19 tahun yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2019, yakni 38 kelahiran per 1.000 wanita.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.