KOMPAS.com - Fobia adalah rasa takut terus-menerus, berlebihan, tidak realistis pada objek, oktivitas, atau situasi tertentu.
Orang dengan fobia sebisa mungkin mencoba menghindari segala pemicu rasa takutnya.
Jika dipaksa berhadapan dengan pemicu rasa takutnya, penderita fobia bisa merasakan kecemasan dan stres luar biasa.
Berikut penjelasan lebih lanjut apa itu fobia, gejala, penyebab, dan cara mengatasinya.
Baca juga: Takut Jarum Suntik Berlebihan, Waspadai Trypanophobia
Dilansir dari Mind, fobia adalah salah satu jenis gangguan kecemasan yang dapat menyerang siapa saja.
Masalah kesehatan mental ini muncul saat penderita berhadapan dengan sumber ketakutannya.
Sebagai contoh, orang dengan fobia ketinggian bisa takut berlebihan saat harus berada di tempat yang tinggi. Bahkan, ada orang yang enggan melihat pemandangan dari balik jendela di dalam gedung tinggi.
Ada juga orang yang fobia jarum suntik. Mereka bisa gemetaran, pusing, sampai pingsan saat disuntik.
Sejumlah penderita fobia juga bisa merasakan kecemasan yang ekstrem hanya dengan memikirkan atau membicarakan situasi atau objek pemicu rasa takutnya.
Baca juga: Apa itu Borderline Personality Disorder?
Rasa takut pada fobia berbeda dengan ketakutan biasa. Rasa takut menjadi fobia apabila:
Dalam kasus yang ekstrem, fobia bisa sampai memengaruhi pekerjaan, tempat tinggi, sampai kegiatan sosial.
Melansir Harvard Health Publishing, terdapat tiga jenis fobia yang utama, yakni:
Fobia pada anak-anak paling sering muncul saat berusia lima sampai sembilan tahun. Fobia ini umumnya berlangsung sebentar.
Fobia dapat bertahan selama bertahun-tahun saat dialami orang berusia 20 tahunan. Fobia ini umumnya tidak bisa sembuh sendiri tanpa diobati.
Fobia pada orang dewasa dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan mental lain seperti gangguan kecemasan, depresi, dll.
Baca juga: Apa itu Kleptomania?
Saat berhadapan dengan sumber rasa takut, gejala fobia secara fisik umumnya:
Ketika berhadapan dengan sumber rasa takut, gejala fobia secara psikologis antara lain:
Jika gejala fobia sangat parah, penderita bisa mengalami serangan panik. Mengingat banyaknya gejala yang muncul, banyak orang dengan fobia yang memilih menghindari sumber rasa takutnya.
Dampaknya, mereka jadi semakin sulit keluar dari fobia dan berimbas pada cara menjalani keseharian.
Baca juga: Apa itu Cemburu?
Melansir NHS, penyebab fobia umumnya tidak tunggal. Tapi terkait beberapa faktor, antara lain:
Kebanyakan orang dengan fobia menyadari sepenuhnya masalah kesehatan mentalnya. Minta bantuan ahli apabila fobia mulai mengganggu aktivitas sehari-hari.
Baca juga: Apa itu Self Love?
Ada beberapa cara menghilangkan fobia. Dengan perawatan yang tepat, masalah kesehatan ini dapat disembuhkan.
Terapi ini dilakukan dengan mengeksplorasi ketakutan penderita lalu dicari teknik paling pas untuk mengatasinya.
Lewat beberapa sesi terapi, terapis akan membantu penderita mengendalikan rasa takut untuk menguasai pikiran dan perasaan.
Terapi ini mirip dengan terapi perilaku kognitif dengan fokus mengubah respons fisik dan mental dalam menghadapi fobia.
Terapis akan melakukannya secara bertahap. Dimulai dengan menunjukkan foto sumber fobia, mengarahkan penderita berdiri di dekat sumber fobia, memegang atau mengakses sumber fobia.
Terapi obat diberikan kepada penderita yang fobianya sampai stres hebat dan tidak bisa mengerjakan psikoterapi.
Dokter biasanya memberikan obat antikecemasan dan obat penenang untuk mengurangi gejala fobia.
Jenis fobia spesifik umumnya dapat diobati dengan terapi paparan dengan sumber fobia secara bertahap.
Sedangkan fobia kompleks perlu kombinasi terapi penyuluhan, psikoterapi, dan terapi perilaku kognitif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.