KOMPAS.com - Keloid adalah sejenis bekas luka yang terlihat menonjol atau timbul.
Keloid umumnya muncul selang tiga bukan hingga satu tahun setelah cedera atau operasi.
Masalah kulit ini biasanya ukurannya jauh lebih besar ketimbang bentuk luka aslinya.
Sebelum mengulas beragam cara menghilangkan keloid, simak lebih dulu gejala dan penyebabnya.
Baca juga: 7 Pertolongan Pertama Luka Bakar Saat Kena Air Panas
Dilansir dari Family Doctor, keloid awalnya muncul berupa bekas luka berwarna merah muda.
Lambat laun, bekas luka ini cenderung menonjol daripada permukaan kulit lain di sekitarnya.
Warnanya yang semula kemerahan juga berubah menjadi lebih gelap dibandingkan kulit lainnya.
Beberapa keloid terasa empuk dan terlihat pucat. Tapi ada juga keloid yang keras dan kenyal. Saat tumbuh, keloid akan terasa gatal dan sedikit nyeri ketika disentuh.
Penyebab keloid berasal dari pembentukan jaringan parut setelah luka sembuh.
Sejumlah ahli hingga kini belum mengetahui pembentukan jaringan parut tersebut. Namun, masalah kulit ini biasanya dipengaruhi faktor keturunan.
Jika terkait faktor keturunan, keloid tidak bisa dicegah. Tapi jangan khawatir, ada beberapa cara menghilangkan keloid yang bisa dipertimbangkan.
Baca juga: 9 Tanda-tanda Infeksi pada Luka di Kulit
Pakar kulit yang tergabung di American Academy of Dermatology Association merekomendasikan beberapa cara menghilangkan keloid, antara lain:
Suntikan kortikosteroid digunakan sebagai obat keloid untuk membantu mengecilkan bekas luka.
Pasien biasanya disuntik obat keloid setiap tiga hingga empat minggu sekali. Agar keloid benar-benar tuntas, pasien biasanya perlu disuntik obat keloid ini sebanyak empat kali.
Sebanyak 50 sampai 80 persen keloid kempes setelah disuntik obat keloid. Sayangnya, sejumlah keloid akan tumbuh kembali dalam waktu lima tahun.
Baca juga: Ciri-ciri Diabetes dari Luka yang Muncul di Kulit