Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/03/2021, 06:01 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Penderita tuberkulosis (TBC) perlu menjalani pengobatan rutin selama beberapa bulan untuk menyembuhkan penyakitnya.

Tidak seperti infeksi bakteri lainnya, proses pengobatan TBC cenderung lama dan butuh disiplin tinggi.

Namun, rutin minum obat TBC merupakan satu-satunya jalan untuk menyembuhkan penyakit ini.

Baca juga: Mengapa Penderita TBC Mengalami Penurunan Berat Badan?

Seperti diketahui, TBC adalah penyakit yang disebabkan infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis.

Bakteri penyebab TBC umumnya menginfeksi paru-paru. Terkadang, penyakit ini juga menyerang kelenjar getah bening, tulang, ginjal, otak, jantung, usus, atau organ lainnya.

Berikut penjelasan beberapa jenis obat TBC sesuai jenisnya, cara minum obat TBC, sampai efek samping obat TBC.

Obat TBC

Dilansir dari NHS, pengobatan TBC disesuaikan dengan jenis infeksi, usia, tingkat keparahan, sampai kondisi kesehatan secara keseluruhan.

Untuk pengobatan TBC paru, penderita akan diberi resep obat kombinasi antibiotik selama enam bulan jika kondisi TBC paru aktif.

TBC paru aktif artinya bakteri penyebab TBC menyerang paru-paru dan penderita mengalami gejala penyakit.

Obat TBC paru di antaranya antibiotik jenis isoniazid dan rifampicin selama enam bulan dan antibiotik tambahan jenis pirazinamid dan etambutol selama dua bulan pertama dari periode pengobatan enam bulan.

Setelah dua minggu minum obat TBC paru, biasanya penderita merasakan kondisi kesehatannya membaik dan kebanyakan orang tidak lagi menularkan penyakitnya.

Namun, untuk memastikan bakteri penyebab TBC mati, penderita perlu merampungkan pengobatannya sesuai resep dan petunjuk dokter selama minimal enam bulan.

Baca juga: Sakit Punggung Bisa Jadi Ciri-ciri TBC Tulang

Jika penderita mandek minum obat TBC di tengah jalan sebelum waktu yang ditentukan, kuman penyebab TBC bisa kebal terhadap antibiotik.

Kondisi ini bisa berbahaya karena membuat penyakit lebih sulit diobati, serta pengobatan butuh waktu yang lebih lama dan obat yang lebih keras.

  • Obat TBC di luar paru

Obat TBC di luar paru-paru seperti di kelenjar, tulang, usus, otak, sampai ginjal umumnya sama dengan obat untuk mengobati TBC paru.

Pengobatan TBC di luar paru juga memerlukan obat kombinasi antibiotik untuk TBC paru.

Bedanya, untuk pengidap TBC otak atau jantung biasanya dokter meresepkan obat tambahan berupa kortikosteroid seperti prednisolon. 

Obat tambahan tersebut diberikan selama beberapa minggu untuk diminum bersamaan dengan antibiotik.

Obat tambahan ini berguna untuk membantu mengurangi pembengkakan di area yang terkena.

Seperti halnya TBC paru, penderita juga wajib minum obat TBC persis seperti yang diresepkan dan menyelesaikan seluruh pengobatan.

Pemberian obat TBC di luar paru biasanya antara enam sampai sembilan bulan.

Baca juga: TBC Kelenjar: Gejala, Cara Mengobati, Cara Mencegah

  • TBC resisten obat

TBC resisten obat artinya salah satu obat TBC tidak mempan melawan kuman biang penyakit di tubuh penderitanya.

TBC resisten lebih dari satu jenis obat bisa sangat berbahaya, karena untuk melawan kuman biang penyakit bisa butuh waktu sampai 30 bulan.

Melansir Mayo Clinic, pengobatan untuk TBC resisten obat memerlukan kombinasi obat antibiotik yang disebut fluoroquinolones dan obat suntik seperti amikacin atau capreomycin (Capastat).

Selain itu, untuk terapi tambahan obat TBC pada kasus resisten obat, dokter juga meresepkan Bedaquiline (Sirturo) dan Linezolid (Zyvox).

Baca juga: Kenali Penyebab Penyakit Emfisema yang Bisa Merusak Paru-paru

  • Obat TBC laten

TBC laten adalah kondisi saat penderita terinfeksi bakteri penyebab TBC tapi tidak memiliki gejala infeksi aktif.

Melansir laman resmi American Lung Association, penderita TBC laten tetap perlu minum obat untuk pencegahan penyakit.

Pengobatan TBC ini bertujuan membunuh kuman penyebab TBC sampai tuntas.

Obat TBC laten yang biasa diresepkan yakni kombinasi rifampisin dan isoniazid yang diminum selama tiga bulan, atau isoniazid selama enam bulan

Dokter biasanya merekomendasikan terapi lain untuk penderita TBC laten di atas 65 tahun, memiliki gangguan sistem daya tahan tubuh, atau sedang menjalani kemoterapi.

Baca juga: 8 Gejala Radang Paru-paru yang Pantang Disepelekan

Efek samping obat TBC

Obat TBC terkadang menimbulkan efek samping bagi sebagian penderita. Efek samping yang jamak dikeluhkan antara lain:

  • Sakit perut, mual, muntah, tidak nafsu makan
  • Tangan atau kaki kesemutan atau mati rasa
  • Kulit gatal, ruam, atau memar
  • Pandangan kabur
  • Kulit atau bagian putih mata kekuningan
  • Urine berwarna gelap
  • Badan lemah, lelah, atau demam

Penderita yang mengalami efek samping obat TBC sampai mengganggu aktivitas sehari-hari perlu segera berkonsultasi ke dokter.

Untuk meminimalkan rasa tidak nyaman pada penderita, dokter biasanya meresepkan suplemen vitamin atau mengganti obat TBC yang minim efek samping.

Baca juga: Siapa yang Berisiko Besar Terkena Penyakit Kanker Paru-paru?

Cara minum obat TBC

Minum obat TBC membutuhkan kedisiplinan tinggi dan rutin agar pengobatan optimal membasmi kuman penyebab penyakit.

Berikut beberapa cara minum obat TBC agar tidak lupa atau terlewat selama pengobatan:

  • Minum obat TBC di waktu yang sama setiap hari, bila perlu pasang alarm
  • Setiap hari setelah minum obat TBC, tandai kalender
  • Gunakan dispenser atau tempat obat mingguan untuk memudahkan pemantauan minum obat
  • Minta orang terdekat untuk membantu mengingatkan minum obat TBC setiap hari

Jika satu waktu penderita lupa minum obat TBC, segera konsultasikan ke petugas layanan kesehatan yang memantau pengobatan TBC.

Selain itu, selama menjalani pengobatan TBC, pastikan penderita tetap menjaga kesehatan fisik dan mental.

Banyak penderita yang frustasi, marah, atau sulit menerima kondisi penyakitnya. Dalam kondisi seperti itu, ada baiknya penderita juga mendapatkan bantun terapi emosional dari psikolog.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com