Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Gejala HIV pada Wanita yang Baik Diwaspadai

Kompas.com - 28/03/2021, 12:07 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Ketika HIV mulai menyebar, sistem kekebalan bekerja dengan sangat cepat. Akibatnya, kelenjar getah bening bisa membesar.

Kondisi ini sering kali menjadi salah satu tanda pertama HIV.

Pada orang yang hidup dengan HIV, pembengkakan kelenjar bisa berlangsung selama beberapa bulan.

4. Alami infeksi oportunistik

HIV mempersulit sistem kekebalan untuk melawan kuman, sehingga infeksi oportunistik (IO) lebih mudah terjadi.

Beberapa di antaranya termasuk:

  • Pneumonia
  • Tuberkulosis
  • Kandidiasis oral atau vagina

Baca juga: Apakah Mencuci Vagina Setelah Berhubungan Seks Bisa Cegah Kehamilan?

Infeksi jamur (sejenis kandidiasis) dan infeksi bakteri mungkin lebih umum pada wanita HIV-positif ketimbang pada pria HIV-positif, serta lebih sulit untuk diobati.

Secara umum, orang dengan HIV juga lebih rentan terhadap infeksi pada area tubuh berikut:

  • Kulit
  • Mata
  • Paru-paru
  • Ginjal
  • Saluran pencernaan
  • Otak

HIV juga dapat mempersulit pengobatan penyakit umum seperti flu.

Namun, mengonsumsi obat antiretroviral (ARV) dan mencapai penekanan virus akan secara dramatis mengurangi risiko seseorang terkena infeksi oportunistik.

Tindakan penanganan lainnya, termasuk sering mencuci tangan untuk membantu mencegah beberapa penyakit ini dan komplikasinya.

Baca juga: Cuci Tangan Pakai Air Dingin atau Air Hangat, Mana yang Lebih Baik?

5. Demam dan keringat malam

Orang dengan HIV mungkin mengalami demam ringan dalam waktu lama.

Suhu tubuh antara 37,7 derajat Celcius dan 38,2 derajat Celcius dianggap sebagai demam ringan.

Tubuh mengalami demam jika ada yang tidak beres. Tetapi penyebabnya memang tidak selalu jelas.

Karena ini demam ringan, orang-orang yang tidak menyadari status HIV-positifnya sangat mungkin mengabaikan gejalanya.

Terkadang, keringat malam yang mengganggu tidur bisa menyertai demam.

6. Perubahan pada siklus menstruasi

Wanita dengan HIV dapat mengalami perubahan pada siklus menstruasinya.

Di mana, menstruasi mereka mungkin lebih ringan atau lebih berat dari biasanya, atau mungkin tidak ada menstruasi sama sekali.

Wanita HIV-positif juga dilaporkan bisa mengalami gejala pramenstruasi yang lebih parah.

Baca juga: 9 Cara Menghilangkan Nyeri Haid Secara Alami dan dengan Bantuan Obat

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau