Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Punya Gejala Serupa, Apa Beda Alergi dan Intoleransi Makanan?

Kompas.com - 08/04/2021, 16:14 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Ketika mengalami reaksi seperti sakit perut atau diare, kita pasti menduga hal itu terjadi karena alergi makanan.

Padahal, hal itu bisa saja terjadi karena intoleransi makanan.

Ahli alergi dan imunologi Mark Aronica mengatakan, alergi memiliki gejala yang jauh lebih parah dan bisa saja mengancam jiwa.

Untuk mengatasinya, Anda perlu memahami perbedaan antara alergi dan intoleransi makanan.

"Meskipun gejala alergi dan intoleransi mungkin tampak serupa, perbedaan yang jelas adalah bagaimana pengaruhnya terhadap tubuh Anda," kata Aronica.

Alergi terjadi karena sistem kekebalan tubuh melemah dan dapat mempengaruhi banyak organ.

Namun, intoleransi makanan terjadi karena adanya masalah pencernaan.

Baca juga: Mengenal Virus Eek, Varian Baru Virus Corona yang Lebih Menular

Tanda-tanda intoleransi

Ada beberapa orang yang merasa tidak cocok dengan makanan tertentu karena bisa memicu gas atau sakit perut.

Hal itu biasanya terjadi karena intoleransi makanan.

Intoleransi makanan bisa terjadi karena hal berikut:

  • Pengobatan, yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan, sakit kepala, dan pusing.
  • Bahan tertentu - seperti laktosa - dalam beberapa makanan dapat menimbulkan gejala seperti kram, diare, atau muntah dalam beberapa jam. Intoleransi laktosa sangat umum dan merupakan hasil dari kekurangan enzim, dan tidak dianggap sebagai alergi.

Tanda-tanda alergi makanan

Sebaliknya, gejala alergi jauh lebih intens. Bahkan, gejalanya bisa terjadi dalam 30 menit atau hingga dua jam kemudian.

Jika Anda memiliki alergi terhadap kacang atau kedelai, misalnya, Anda mungkin mengalami reaksi yang cepat dan parah.

Kondisi tersebut dikenal dengan anafilaksis. Gejala alergi juga bisa ditandai dengan kondisi berikut:

  • Ruam atau gatal-gatal.
  • Pembengkakan pada bibir, lidah atau tenggorokan.
  • Kesulitan bernapas atau mengi.

“Jika tidak segera diobati dengan epinefrin atau suntikan adrenalin, jenis reaksi ini terkadang berakibat fatal,” kata Aronica.

Baca juga: 3 Penyebab Telinga Gatal dan Cara Mengatasinya

Hal lain yang biasanya menyebabkan reaksi alergi antara lain:

Obat-obatan, termasuk penisilin dan antibiotik lainnya.

Racun serangga dari sengatan lebah atau tawon.

Faktor lingkungan seperti serbuk sari, jamur, debu, kucing dan anjing dapat menyebabkan gejala alergi seperti rinitis.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com