Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/04/2021, 16:02 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

Daftar Isi
Buka

KOMPAS.com - Mioma atau miom adalah benjolan tidak ganas yang tumbuh di dalam atau sekitar rahim.

Benjolan tersebut bisa berupa jaringan otot dan jaringan fibrosa. Masalah kesehatan ini terkadang juga dikenal dengan sebutan fibroid.

Miom biasanya dialami wanita yang masih subur, antara usia 30 sampai 50 tahun.

Baca juga: 4 Perbedaan Kista dan Miom pada Wanita

Ukuran miom juga bervariasi, bisa sekecil kacang polong sampai sebesar melon.

Kendati ukurannya cukup besar, miom kebanyakan tidak berbahaya atau tidak berpotensi berkembang menjadi kanker.

Berikut beberapa gejala miom dan penyebabnya yang perlu diketahui.

Gejala miom

Banyak wanita yang memiliki miom tapi tidak menyadarinya. Pasalnya, penyakit ini terkadang tidak menunjukkan gejala spesifik.

Gejala penyakitnya sangat dipengaruhi lokasi, ukuran, dan jumlah miom yang tumbuh di rahim.

Melansir Mayo Clinic, beberapa gejala miom yang kerap dikeluhkan di antaranya:

  • Pendarahan haid yang berat
  • Haid berlangsung lebih dari seminggu
  • Nyeri panggul
  • Sering kencing
  • Susah mengosongkan kandung kemih
  • Sembelit
  • Sakit punggung
  • Nyeri saat berhubungan seks

Setiap wanita perlu berkonsultasi ke dokter jika mengalami beberapa ciri-ciri miom di atas.

Terlebih jika nyeri panggul sering kumat, haid sangat sakit dan berkepanjangan, ada pendarahan di luar jadwal haid, dan anemia tanpa sebab jelas.

Baca juga: Apakah Kista Bartholin Bisa Sembuh Sendiri?

Penyebab miom

IlustrasiShutterstock Ilustrasi
Melansir NHS, miom bisa berkembang karena pengaruh hormon estrogen. Hormon ini merupakan hormon reproduksi wanita yang dihasilkan ovarium atau indung telur.

Tak pelak, penyakit ini kerap muncul saat organ reproduksi wanita sedang aktif.

Ketika kadar estrogen sudah menurun atau rendah saat menopause, risiko terkena miom juga menurun.

Ada beberapa faktor risiko yang bisa jadi penyebab miom, antara lain:

  • Faktor keturunan
  • Haid pertama terlalu dini
  • Kegemukan
  • Kekurangan vitamin D
  • Kerap makan daging merah tapi jarang makan sayur dan buah
  • Kebiasaan minum alkohol

Baca juga: Bisakah Kista Ovarium Berkembang Menjadi Kanker Ovarium?

Pola pertumbuhan miom juga bervariasi. Ada yang tumbuhnya lambat, cepat, atau ukurannya ajek sama.

Beberapa miom bahkan ada yang tumbuh besar dengan cepat, lalu menyusut dengan sendirinya.

Salah satunya, miom yang muncul selama kehamilan. Miom tersebut bisa membesar selama hamil, lalu menyusut atau hilang setelah persalinan dan rahim kembali ke ukuran normal.

Miom yang tidak menimbulkan gejala tertentu umumnya tidak perlu diobati. Namun, jika masalah kesehatan ini mengganggu aktivitas atau memicu komplikasi, dokter biasanya meresepkan obat untuk mengecilkan miom.

Jika pengobatan tidak efektif, dokter baru merekomendasikan operasi atau tindakan medis lainnya.

Baca juga: Kenali Berbagai Penyebab Kista di Rahim

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Health
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Health
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Health
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
Health
Kylian Mbappe Keluar Rumah Sakit Setelah Alami Gastroenteritis Akut
Kylian Mbappe Keluar Rumah Sakit Setelah Alami Gastroenteritis Akut
Health
Terapi Pengapuran Lutut Bukan Sekadar Obat, Tapi Gaya Hidup dan Fisioterapi
Terapi Pengapuran Lutut Bukan Sekadar Obat, Tapi Gaya Hidup dan Fisioterapi
Health
Dokter Ortopedi: Pengapuran Lutut Tak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Diperlambat
Dokter Ortopedi: Pengapuran Lutut Tak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Diperlambat
Health
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Health
Gastroenteritis Akut yang Dialami Kylian Mbappe Apa Gejalanya?
Gastroenteritis Akut yang Dialami Kylian Mbappe Apa Gejalanya?
Health
Dokter: Operasi Pengapuran Lutut Jadi Jalan Terakhir saat Nyeri Tak Tertahankan
Dokter: Operasi Pengapuran Lutut Jadi Jalan Terakhir saat Nyeri Tak Tertahankan
Health
Banyak Makan dan Pakai Hak Tinggi Bisa Percepat Pengapuran Lutut, Ini Kata Dokter
Banyak Makan dan Pakai Hak Tinggi Bisa Percepat Pengapuran Lutut, Ini Kata Dokter
Health
Dokter: Waspadai Nyeri dan Bunyi di Lutut, Bisa Jadi Gejala Pengapuran Sendi
Dokter: Waspadai Nyeri dan Bunyi di Lutut, Bisa Jadi Gejala Pengapuran Sendi
Health
Kylian Mbappe Sakit Gastroenteritis, Apakah Itu Berbahaya?
Kylian Mbappe Sakit Gastroenteritis, Apakah Itu Berbahaya?
Health
Dokter Ungkap Penyebab Pengapuran Sendi Lutut: Penuaan, Cedera, dan Gaya Hidup Buruk
Dokter Ungkap Penyebab Pengapuran Sendi Lutut: Penuaan, Cedera, dan Gaya Hidup Buruk
Health
Pengapuran Lutut Tidak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Dikendalikan Sebelum Memburuk
Pengapuran Lutut Tidak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Dikendalikan Sebelum Memburuk
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau