KOMPAS.com - Malaria adalah penyakit yang mengancam jiwa. Penyakit ini biasanya ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles yang terinfeksi.
Nyamuk yang terinfeksi membawa parasit Plasmodium. Saat nyamuk ini menggigit Anda, parasit tersebut masuk ke aliran darah Anda.
Ketika parasit berada di dalam tubuh Anda, mereka akan bergerak ke liver untuk berkembang biak.
Setelah beberapa hari, parasit dewasa memasuki aliran darah dan mulai menginfeksi sel darah merah.
Baca juga: 3 Gejala Awal Serangan Jantung yang Sering Dialami Wanita
Gejala awal malaria dapat berupa munculnya rasa kantuk yang besar, hilangnya nagsu makan, dan sulit tidur.
Gejala juga bisa diikuti dengan tubuh yang menggigil, demam, dan napas yang cepat.
Demam dapat meningkat secara bertahap selama satu hingga dua hari atau melonjak sangat tiba-tiba hingga suhu tubuh berada di atas 40 derajat celcius.
Ketika demam berakhir, tubuh akan mulai mengeluarkan keringat yang intensif.
Malaria diobati dengan pemberian obat antimalaria yang diberikan melalui mulut, melalui suntikan, atau intravena (ke dalam pembuluh darah).
Obat antimalaria yang sering digunakan antara lain:
1. Klorokuin fosfat
Klorokuin adalah pengobatan pilihan untuk parasit yang sensitif terhadap obat.
Sayangnya, parasit biasanya resisten terhadap klorokuin dan obat tersebut tidak lagi menjadi pengobatan yang efektif.
2. Terapi kombinasi berbasis artemisinin (ACTs)
ACT adalah kombinasi dari dua atau lebih obat yang bekerja melawan parasit malaria dengan cara berbeda.