KOMPAS.com – Sinusitis adalah peradangan yang terjadi pada dinding sinus.
Sinus adalah rongga kecil yang saling terhubung melalui saluran udara di dalam tulang tengkorak.
Melansir Medical News Today, sinus berada di bagian belakang tulang dahi, bagian dalam struktur tulang pipi, kedua sisi batang hidung, dan belakang mata.
Baca juga: Kapan Harus ke Dokter Karena Cegukan?
Rongga ini dapat menghasilkan lendir atau mukus yang berfungsi untuk menyaring dan membersihkan bakteri atau partikel lain dalam udara yang dihirup.
Tak hanya itu, sinus juga berfungsi untuk membantu mengendalikan suhu dan kelembapan udara yang masuk ke paru.
Secara medis, sinusitis dikenal sebagai rinosinusitis.
Baca juga: Motif Pelaku Bakar Gerbong Kereta Api Stasiun Tugu, Sakit Hati Diturunkan 9 kali
Sinusitis biasanya disebabkan oleh virus dan sering berlanjut bahkan setelah gejala pernapasan bagian atas lainnya hilang.
Dalam beberapa kasus, bakteri, atau jamur, dapat pula menyebabkan infeksi sinus.
Sinusitis bisa diidap oleh sipa saja. Tapi, orang yang punya alergi, polip hidung, asma, dan memiliki struktur hidung yang tidak normal mungkin lebih rentan mengalaminya.
Baca juga: Menag Majukan Lagi Libur Lebaran Jadi Tanggal 21 Maret agar Mudik Lebih Longgar
Kebiasaan merokok juga bisa meningkatkan risiko seseorang untuk terkena infeksi sinus.
Dilansir dari Healh Line, sinusitis secara umum dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni sinusitis akut dan sinusitis kronis.
Sinusitis akut adalah sinusitis yang berlangsung dalam waktu singkat, yakni kurang dari empat minggu.
Baca juga: Kapan Harus ke Dokter Ketika Batuk?
Infeksi akut biasanya merupakan bagian dari flu atau penyakit pernapasan lainnya.
Sedangkan sinusitis kronis adalah jenis sinusitis yang berlangsung selama lebih dari 12 minggu atau terus berulang.
Ada banyak gejala sinusitis yang umum terjadi pada bentuk akut maupun kronis.
Baca juga: Gugat UU Hak Cipta, Ariel dkk Minta Boleh Nyanyikan Lagu Tanpa Izin Pencipta Asal Bayar Royalti