Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/05/2021, 10:03 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Sinusitis adalah peradangan yang terjadi pada dinding sinus.

Sinus adalah rongga kecil yang saling terhubung melalui saluran udara di dalam tulang tengkorak.

Melansir Medical News Today, sinus berada di bagian belakang tulang dahi, bagian dalam struktur tulang pipi, kedua sisi batang hidung, dan belakang mata.

Baca juga: Kapan Harus ke Dokter Karena Cegukan?

Rongga ini dapat menghasilkan lendir atau mukus yang berfungsi untuk menyaring dan membersihkan bakteri atau partikel lain dalam udara yang dihirup.

Tak hanya itu, sinus juga berfungsi untuk membantu mengendalikan suhu dan kelembapan udara yang masuk ke paru.

Secara medis, sinusitis dikenal sebagai rinosinusitis.

Sinusitis biasanya disebabkan oleh virus dan sering berlanjut bahkan setelah gejala pernapasan bagian atas lainnya hilang.

Dalam beberapa kasus, bakteri, atau jamur, dapat pula menyebabkan infeksi sinus.

Sinusitis bisa diidap oleh sipa saja. Tapi, orang yang punya alergi, polip hidung, asma, dan memiliki struktur hidung yang tidak normal mungkin lebih rentan mengalaminya.

Kebiasaan merokok juga bisa meningkatkan risiko seseorang untuk terkena infeksi sinus.

Gejala sinusitis yang perlu diwaspadai

Dilansir dari Healh Line, sinusitis secara umum dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni sinusitis akut dan sinusitis kronis.

Sinusitis akut adalah sinusitis yang berlangsung dalam waktu singkat, yakni kurang dari empat minggu.

Baca juga: Kapan Harus ke Dokter Ketika Batuk?

Infeksi akut biasanya merupakan bagian dari flu atau penyakit pernapasan lainnya.

Sedangkan sinusitis kronis adalah jenis sinusitis yang berlangsung selama lebih dari 12 minggu atau terus berulang.

Ada banyak gejala sinusitis yang umum terjadi pada bentuk akut maupun kronis.

Berikut ini beberapa di antaranya:

1. Nyeri di sinus

Nyeri adalah gejala umum dari sinusitis.

Seperti diketahui, kita memiliki beberapa sinus berbeda yang terletak di bagian belakang tulang dahi, bagian dalam struktur tulang pipi, kedua sisi batang hidung, dan belakang mata.

Semua ini bisa terasa sakit saat kita mengalami infeksi sinus.

Baca juga: Kapan Harus ke Dokter Ketika Sakit Tenggorokan?

Peradangan dan pembengkakan menyebabkan sinus kita sakit dengan tekanan yang tumpul.

Kita mungkin akan merasakan nyeri di dahi, di kedua sisi hidung, di rahang atas dan gigi, atau di antara mata. Nyeri ini pun bisa menyebabkan sakit kepala.

2. Keluarnya cairan atau ingus dari hidung

Saat mengalami infeksi sinus, kita mungkin perlu sering-sering meniup hidung karena adanya ingus yang bisa berwarna keruh, hijau, atau kuning.

Kotoran ini berasal dari sinus yang terinfeksi dan mengalir ke saluran hidung.

Kotoran juga dapat melewati hidung dan mengalir ke bagian belakang tenggorokan. Jika terjadi hal tersebut, kita mungkin akan merasakan geli, gatal, atau bahkan sakit tenggorokan.

Kejadian postnasal drip ini juga bisa menyebabkan kita batuk di malam hari saat berbaring untuk tidur, dan di pagi hari setelah bangun. Selain itu, postnasal drip dapat menyebabkan suara kita terdengar serak.

3. Hidung tersumbat

Sinus yang meradang juga dapat membatasi seberapa baik kita bernapas melalui hidung.

Infeksi bisa menyebabkan pembengkakan di sinus dan saluran hidung kita.

Baca juga: 25 Penyebab Hidung Tersumbat dan Cara Mengatasinya

Karena hidung tersumbat, kita mungkin tidak akan bisa mencium atau merasakan dengan normal. Suara Anda mungkin terdengar "pengap".

4. Sakit kepala sinus

Tekanan tanpa henti dan pembengkakan di sinus bisa memberi kita gejala sakit kepala.

Nyeri sinus juga dapat menyebabkan sakit telinga, sakit gigi, dan nyeri di rahang serta pipi.

Sakit kepala sinus sering kali paling parah di pagi hari karena cairan telah terkumpul sepanjang malam.

Sakit kepala Anda juga bisa bertambah parah ketika tekanan barometrik lingkungan Anda berubah secara tiba-tiba.

5. Iritasi tenggorokan dan batuk

Saat cairan dari sinus mengalir ke bagian belakang tenggorokan, hal itu dapat menyebabkan iritasi, terutama dalam jangka waktu yang lama.

Baca juga: 9 Cara Mengatasi Hidung Tersumbat Secara Alami dan dengan Bantuan Obat

Hal ini dapat menyebabkan batuk terus-menerus dan mengganggu yang dapat menjadi lebih buruk saat berbaring atau di pagi hari setelah bangun dari tempat tidur.

Itu juga bisa membuat sulit tidur. Tidur tegak atau dengan kepala ditinggikan diyakini dapat membantu mengurangi frekuensi dan intensitas batuk kita.

6. Sakit tenggorokan dan suara serak

Kejadianpostnasal drip atau ketika ingus yang berlebihan terakumulasi pada bagian belakang tenggoroka akibat sinusitus dapat membuat tenggorokan kita sakit dan nyeri.

Meskipun mungkin dimulai sebagai rasa geli atau gatal yang mengganggu, kondisi ini bisa menjadi lebih buruk.

Jika infeksi sinus sudah berlangsung selama beberapa minggu atau lebih, lendir dapat mengiritasi dan meradangkan tenggorokan saat menetes, sehingga menyebabkan sakit tenggorokan yang menyakitkan dan suara serak.

Kapan harus menemui dokter untuk infeksi sinus?

Sebaiknya buat janji bertemu dengan dokter jika Anda mengalami demam, ingus meler, hidung tersumbat, atau nyeri wajah yang berlangsung lebih dari sepuluh hari atau terus muncul kembali.

Demam bukanlah gejala khas dari sinusitis kronis atau akut, tetapi mungkin saja terjadi.

Anda mungkin memiliki kondisi mendasar yang menyebabkan infeksi kronis. Dalam hal ini Anda mungkin memerlukan perawatan khusus.

Baca juga: 10 Cara Mengatasi Flu Secara Alami dan dengan Bantuan Obat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau