Beberapa contohnya termasuk:
4. Mendorong struktur
Beberapa protein berserat yang dapat memberi sel dan jaringan kekakuan dan kekerasan pada komponen biologis yang cair.
Protein ini termasuk keratin, kolagen dan elastin yang membantu membentuk kerangka ikat struktur tertentu di tubuh kita.
Keratin adalah protein struktural yang ditemukan di kulit, rambut, dan kuku kita.
Baca juga: 10 Makanan yang Mengandung Vitamin D Tinggi
Sementara kolagen adalah protein paling melimpah di tubuh dan merupakan protein struktural tulang, tendon, ligamen, dan kulit kita.
Sedangkan elastin beberapa ratus kali lebih fleksibel daripada kolagen.
Elastisitasnya yang tinggi memungkinkan banyak jaringan di tubuh kita untuk kembali ke bentuk semula setelah meregang atau berkontraksi, seperti rahim, paru-paru, dan arteri.
5. Menjaga pH yang tepat
Protein memainkan peran penting dalam mengatur konsentrasi asam dan basa dalam darah dan cairan tubuh lainnya.
Keseimbangan antara asam dan basa diukur menggunakan skala pH. Ini berkisar dari 0 hingga 14, dengan 0 sebagai yang paling asam, 7 netral, dan 14 paling basa.
Contoh nilai pH zat umum meliputi:
Baca juga: 3 Penyebab Anemia Defisiensi Vitamin yang Perlu Diwaspadai
Berbagai sistem penyangga memungkinkan cairan tubuh kita mempertahankan kisaran pH normal.
Diperlukan pH yang konstan, karena bahkan sedikit perubahan pada pH dapat berbahaya atau berpotensi mematikan.
Salah satu cara tubuh kita mengatur pH adalah dengan protein. Contohnya adalah hemoglobin, protein yang menyusun sel darah merah.
Hemoglobin mengikat sedikit asam, membantu menjaga nilai pH normal darah kita.
Sistem penyangga lain di tubuh kita termasuk fosfat dan bikarbonat.
6. Menyeimbangkan cairan
Manfaat protein lainnya adalah mengatur proses tubuh untuk menjaga keseimbangan cairan.
Albumin dan globulin adalah protein dalam darah yang membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh dengan menarik dan menahan air.
Baca juga: 9 Bahaya Tak Minum Air Putih 8 Gelas Sehari
Jika kita tidak mengonsumsi cukup protein, kadar albumin dan globulin kita pada akhirnya akan menurun.
Akibatnya, protein ini tidak bisa lagi menyimpan darah di pembuluh darah, dan cairan dipaksa masuk ke dalam ruang di antara sel-sel kita.
Saat cairan terus menumpuk di ruang antara sel, pembengkakan atau edema terjadi, terutama di daerah perut.
Kondisi ini adalah bentuk malnutrisi protein parah yang disebut kwashiorkor yang berkembang ketika seseorang mengonsumsi cukup kalori tetapi tidak mengonsumsi cukup protein.
Kwashiorkor jarang ditemukan di daerah maju di dunia dan lebih sering terjadi di daerah kelaparan.
7. Meningkatkan kekebalan tubuh