KOMPAS.com - Sindrom Treacher Collins (TCS) adalah kelainan genetik langka yang memengaruhi perkembangan wajah, kepala, dan telinga anak sebelum mereka lahir.
Selain TCS, ia memiliki beberapa sebutan lain, yakni disostosis mandibulofacial, Sindrom Franceschetti-Zwahlen-Klein, dan Sindrom Treacher Collins-Franceschetti.
Baca juga: 8 Gejala Sindrom Asperger yang Khas
Dilansir dari Healthline, sekitar 1 dari setiap 50.000 orang dilahirkan dengan TCS.
Laki-laki dan perempuan memiliki potensi yang sama.
Beberapa anak hanya mengalami perubahan ringan pada wajah mereka, sementara yang lain mengalami gejala yang lebih parah.
Orang tua dapat mewariskan gangguan tersebut kepada anak-anak mereka melalui gen, tetapi sering kali sindrom ini berkembang tanpa peringatan.
Berikut ini beberapa gejala yang muncul pada penderita Sindrom Treacher Collins (TCS).
Gejala TCS bisa ringan atau berat.
Beberapa anak mungkin tidak terdiagnosis karena perubahan pada wajah mereka hampir tidak terlihat.
Orang lain mungkin memiliki kelainan fisik utama dan masalah pernapasan yang mengancam jiwa.
Anak-anak yang lahir dengan TCS mungkin memiliki beberapa atau semua karakteristik berikut.
Baca juga: Mengenal Sindrom William, Penyakit Langka yang Belum Ada Obatnya
Karakteristik fisik TCS dapat menyebabkan beberapa komplikasi, beberapa di antaranya mungkin mengancam jiwa.
Beberapa komplikasi yang muncul disebabkan oleh sindrom ini antara lain sebagai berikut.
Baca juga: Progeria, Sindrom yang Membuat Anak-Anak Memiliki Fisik Bak Orang Tua
TCS disebabkan oleh mutasi pada satu atau lebih gen pada kromosom 5 yang memengaruhi perkembangan wajah bayi sebelum lahir.
Sebuah studi berjudul “Mandibulofacial dysostosis (Treacher Collins syndrome): A case report and review of literature” mengungkap bahwa sekitar 40 persen satu orang tua memiliki gen
TCS yang bermutasi dan telah mewariskannya kepada anak mereka.
Kadang-kadang, orang tua dapat sangat terpengaruh oleh sindrom ini sehingga mereka bahkan tidak tahu bahwa mereka memiliki penyakit genetik sebelum mereka menularkannya.
Dalam studi tersebut juga dikatakan bahwa sekitar 60 persen, TCS dimulai secara acak sebagai perubahan genetik baru yang tidak diwarisi dari ibu atau ayah.
Tidak ada yang dapat dilakukan untuk mencegah mutasi acak baru ini.
Setidaknya tiga gen berbeda diketahui menyebabkan TCS:
Baca juga: Punya Gejala Serupa, Apa Beda Sindrom Asperger dan Autisme?
Dokter akan mendiagnosis TCS dengan melakukan pemeriksaan fisik bayi setelah lahir.
Ciri-ciri anak akan memberi tahu dokter tentang kondisi anak.
Mereka mungkin akan melakukan rontgen atau CT scan untuk melihat struktur tulang anak dengan lebih baik.
Karena beberapa kelainan genetik yang berbeda dapat menyebabkan ciri fisik yang serupa, dokter mungkin ingin menentukan penanganan yang tepat melalui pengujian genetik.
Terkadang USG yang dilakukan sebelum bayi lahir akan menunjukkan fitur wajah yang tidak biasa.
Ini mungkin mendorong dokter untuk mencurigai TCS.
Mereka kemudian dapat melakukan amniosentesis, yakni prosedur untuk menguji cairan ketuban (amnio) yang ada di rahim wanita hamil,.sehingga pengujian genetik dapat dilakukan.
Dokter mungkin ingin anggota keluarga, terutama orang tua dan saudara kandung, untuk diperiksa dan menjalani tes genetik juga.
Baca juga: Sindrom Guillain-Barre: Gejala, Penyebab, dan Komplikasi
Ini akan mengungkapkan kasus dan contoh yang sangat ringan ketika seseorang adalah pembawa gen resesif.
Pengujian genetik dilakukan dengan mengambil sampel darah, kulit, atau cairan ketuban dan mengirimkannya ke laboratorium.
Laboratorium mencari mutasi pada gen TCOF1, POLR1C, dan POLR1D.
Pada dasarnya, TCS tidak dapat disembuhkan, tetapi gejalanya dapat diatasi.
Rencana penanganan anak akan didasarkan pada kebutuhan masing-masing.
Perawatan yang melindungi pernapasan dan pemberian makan anak akan diprioritaskan.
Perawatan potensial berkisar dari terapi wicara hingga operasi, dan mungkin termasuk penanganan berikut.
Baca juga: Sindrom Sjogren: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya