KOMPAS.com - Sindrom asperger adalah salah satu jenis gangguan sindrom autisme.
Sindrom asperger biasanya ditandai dengan perilaku mirip autisme, tapi tanpa masalah kecerdasan.
Pengidap sindrom asperger jamak memiliki kesulitan komunikasi dan keterampilan sosial.
Baca juga: Kenali Gejala Autisme Pada Anak
Melansir Melansir Autism Society, sindrom asperger kali pertama diperkenalkan dokter anak asal Wina, Austria, Hans Asperger pada 1940-an silam.
Sejumlah profesional kesehatan mendeskripsikan individu dengan asperger atau aspergian sebagai pengidap autisme ringan.
Menurut Applied Behavior Analysis Programs Guide, ada beberapa karakteristik atau gejala sindrom asperger yang khas, antara lain:
Berikut penjabaran karakteristik atau gejala sindrom asperger yang khas pada pengidapnya:
Banyak di antara pengidap sindrom asperger yang punya kelebihan memiliki bakat intelektual atau artistik tertentu.
Aspergian tersebut umumnya menunjukkan kelebihan talentanya sejak usia dini dan terus unggul sampai dewasa.
Contoh orang terkenal penderita sindrom asperger yakni musikus Wolfgang A. Mozart.
Mozart hingga akhir hayatnya ahli di bidang musik. Talentanya mulai tampak sejak dini, bahkan ia mampu merancang komposisinya di usia lima tahun.
Pengidap sindrom aspergen bisa berkembang di banyak bidang; seperti fotografi, desain, akuntan, teknik, sampai data.
Baca juga: Penyebab Autisme dan Faktor Risikonya
Pengidap sindrom asperger memiliki kecenderungan gaya bicara yang berbeda ketimbang anak lainnya.
Perbedaan tersebut terletak pada kurangnya ritme verbal, nada bicara yang monoton, sampai infleksi kata-kata tertentu.
Aspergian juga kerap tidak bisa mengontrol volume suara sesuai lingkungan sekitarnya.