Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/06/2021, 16:34 WIB

KOMPAS.com - Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, sunat merupakan prosedur wajib yang harus dilakukan oleh pria.

Biasanya, pria melakukan sunat saat usianya anak-anak atau memasuki masa remaja.

Namun, pada kondisi tertentu, banyak pria yang disunat sejak ia masih bayi.

Baca juga: Ini Usia Terbaik untuk Anak Laki-laki Sunat

Mengutip dari Healthline, sebagian besar orang tua di Barat melakukan prosedur ini kepada anak mereka ketika masih bayi.

Lalu, apa manfaat dan risiko yang muncul ketika melakukan prosedur ini?

Manfaat sunat pada bayi

Secara singkat, sunat pada pria dapat diartikan sebagai operasi pengangkatan kulit yang menutupi ujung penis atau kulup.

Beberapa penelitian yang terhimpun dalam “Neonatal and child male circumcision:
a global review” mengatakan bahwa sunat pada bayi memiliki sejumlah manfaat.

Bahkan, American Academy of Pediatrics menyatakan bahwa sunat pada bayi memiliki lebih banyak manfaat daripada risikonya.

Beberapa manfaat dari sunat pada bayi antara lain sebagai berikut.

  • Penurunan risiko infeksi saluran kemih: Sebuah studi berjudul “Circumcision and lifetime risk of urinary tract infection: a systematic review and meta-analysis” menunjukkan bahwa sunat pada bayi dapat menurunkan risiko infeksi saluran kemih, terutama pada tahun pertama kehidupan anak. Infeksi yang parah dapat menyebabkan kerusakan ginjal, bahkan sepsis
  • Penurunan risiko tertular HIV: Studi berjudul “Prevention of syphilis: another positive benefit of male circumcision” menunjukkan bahwa sunat dapat menurunkan risiko seseorang untuk tertular penyakit HIV dan penyakit menular seksual lainnya. Namun, perlu diperhatikan bahwa risiko yang berkurang bukan berarti tidak bisa tertular sama sekali.
  • Penurunan risiko penyakit kulit: Studi berjudul “Penile Inflammatory Skin Disorders and the Preventive Role of Circumcision” mengatakan, sunat dapat mengurangi pria terkena phimosis, yakni kondisi ketika kulup tidak dapat ditarik kembali (ditarik ke belakang) dari sekitar ujung penis.
  • Penurunan risiko kanker penis: Studi berjudul "Penile cancer: importance of circumcision, human papillomavirus and smoking in in situ and invasive disease” mengungkap bahwa orang yang sunat memiliki risiko kanker penis yang lebih rendah.
  • Penurunan risiko kanker serviks: Penelitian berjudul “Association between male circumcision and women’s biomedical health outcomes: a systematic review” menunjukkan wanita dengan pasangan disunat, memiliki risiko terkena kanker serviks yang lebih rendah.

Baca juga: Kenali 2 Bahaya Serius Sunat pada Perempuan

Risiko sunat pada bayi

Seperti halnya prosedur pembedahan, ada beberapa risiko yang perlu dipertimbangkan ketika memutuskan sunat pada bayi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+