KOMPAS.com - Masturbasi adalah aktivitas seksual yang dilakukan untuk menyenangkan diri sendiri.
Melansir dari Medical News Today, aktivitas seksual ini kemungkinan memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan.
Banyak pihak menyatakan bahwa masturbasi dapat menyebabkan depresi.
Namun, pandangan ini ternyata hanya mitos belaka dan sudah lama dibantah oleh banyak peneliti.
Masturbasi tidak menyebabkan depresi.
Baca juga: 4 Manfaat Pala bagi Kesehatan, Bisa Tingkatkan Performa di Ranjang
Masturbasi adalah aktivitas seksual yang dapat meningkatkan harga diri dan membantu seseorang mengeksplorasi seksualitasnya.
Konon, beberapa orang yang melakukan masturbasi memang merasa bersalah atau cemas tentang hal itu.
Secara historis, masturbasi selama ini memang menjadi tabu sosial.
Sebuah studi berjudul “The solitary vice: The superstition that masturbation could cause mental illness” pandangan yang menghubungkan masturbasi dan masalah kesehatan mental muncul pada awal abad ke-19.
Pada tahun 1900-an, para profesional medis telah meninggalkan pandangan ini karena penelitian tentang psikologi dan seks telah memperjelas bahwa praktik masturbasi hampir bersifat universal.
Masturbasi adalah kegiatan umum dan aman yang dapat menawarkan manfaat kesehatan seksual, tetapi beberapa agama dan budaya memang melarangnya.
Baca juga: Benarkah Tisu Magic Bisa Bikin Tahan Lama di Ranjang?
Meskipun masturbasi tidak menyebabkan depresi, pandangan agama, budaya, atau sosial seseorang dapat menyebabkan mereka merasa tidak enak tentang hal itu.
Masturbasi tidak akan berpengaruh pada apakah seseorang mengalami depresi.
Namun, mengalami depresi dapat mengurangi gairah seks seseorang, atau libido, dan dapat menyebabkan mereka kehilangan minat dalam aktivitas seks, termasuk masturbasi.
Selain mengurangi gairah seks, depresi dapat membuat seseorang mengalami beberapa kondisi berikut.
Depresi juga dapat menyebabkan gejala fisik, seperti sakit dan nyeri yang tidak dapat dijelaskan.
Siapa pun yang mengalami gejala depresi harus berbicara dengan dokter yang dapat membantu mengakses pengobatan.
Baca juga: Makin Puas di Ranjang, 5 Makanan Ini Bikin Ereksi Tahan Lama
Selain itu, perubahan gaya hidup dan aktivitas penghilang stres di bawah ini juga dapat membantu.