Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/06/2021, 22:30 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

KOMPAS.com - Ejakulasi adalah keluarnya air mani dari penis saat orgasme.

Ketika ejakulasi terjadi lebih cepat dari yang diharapkan, itu dikenal sebagai ejakulasi dini.

Ejakulasi merupakan kondisi yang umum, banyak dikeluhkan oleh banyak orang.

Melansir dari Healthline, satu dari tiga pria berusia 18 hingga 59 tahun mengalami ejakulasi dini.

Ejakulasi dini dianggap sebagai jenis disfungsi seksual, yakni salah satu masalah yang membuat pasangan tidak menikmati aktivitas seksual sepenuhnya.

Ejakulasi dini tidak sama dengan disfungsi ereksi.

Baca juga: 4 Manfaat Pala bagi Kesehatan, Bisa Tingkatkan Performa di Ranjang

Disfungsi ereksi bisa dikatakan sebagai ketidakmampuan untuk mencapai dan mempertahankan ereksi.

Kondisi ini tentu berbeda dengan ejakulasi dini yang masih bisa mencapai dan mempertahankan ereksi.

Meski demikian, seseorang bisa mengalami keduanya dalam waktu bersamaan.

Gejala ejakulasi dini

Jika ejakulasi yang dialami frekuensinya sekali dua kali, sebaiknya kondisi itu tidak perlu dikhawatirkan.

Namun, jika berulang kali dalam jangka waktu yang lama, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.

Gejala utama ejakulasi dini adalah ketidakmampuan untuk menunda ejakulasi selama lebih dari satu menit setelah penetrasi.

Selain itu, klimaks yang cepat ketika masturbasi juga menjadi gejala utama kondisi ini..

Jika seseorang mengalami ejakulasi dini kadang-kadang dan ejakulasi normal di lain waktu, mungkin didiagnosis dengan ejakulasi dini variabel alami.

Baca juga: Benarkah Tisu Magic Bisa Bikin Tahan Lama di Ranjang?

Ejakulasi dini juga terbagi menjadi dua jenis, yakni primer dan sekunder.

Ejakulasi dini primer dialami oleh orang selama hidupnya, bahkan ketika berhubungan seks atau masturbasi pertama kali.

Sementara itu, ejakulasi dini sekunder terjadi ketika seseorang bisa bertahan lama dalam ketika penetrasi, tetapi telah memiliki potensi ejakulasi dini.

Penyebab ejakulasi dini

Ada komponen psikologis atau emosional untuk ejakulasi dini, tetapi ada juga faktor lain yang berkontribusi.

Beberapa komponen psikologis mungkin bersifat sementara.

Misalnya, seseorang mungkin pernah mengalami ejakulasi selama pengalaman seksual awal, tetapi seiring bertambahnya usia dan melakukan lebih banyak hubungan seksual, mereka mempelajari strategi untuk membantu menunda ejakulasi.

Demikian juga, ejakulasi dini dapat menjadi masalah seiring bertambahnya usia dan semakin sulit mempertahankan ereksi.

Ejakulasi dini dapat disebabkan oleh beberapa masalah kesehatan mental berikut.

  • citra tubuh yang buruk atau harga diri yang buruk
  • depresi
  • riwayat pelecehan seksual, baik sebagai pelaku maupun sebagai korban atau penyintas

Baca juga: Makin Puas di Ranjang, 5 Makanan Ini Bikin Ereksi Tahan Lama

Rasa bersalah juga dapat menyebabkan seseorang terburu-buru melakukan hubungan seksual, yang dapat menyebabkan ejakulasi dini.

Halaman:
Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau