KOMPAS.com - Donasi plasma konvalesen menjadi salah satu terapi yang dilakukan untuk pasien Covid-19.
Terapi plasma konvalesen menggunakan darah dari orang yang telah sembuh dari suatu penyakit untuk membantu orang lain pulih.
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) telah memberikan otorisasi darurat untuk terapi plasma konvalesen dengan tingkat antibodi tinggi untuk mengobati Covid-19.
Dikutip dari Mayo Clinic, cara ini dapat digunakan untuk beberapa orang dengan sistem kekebalan yang lemah dan penyakit masih di tahap awal.
Baca juga: Pentingnya Memakai Masker Dobel untuk Mencegah Penularan Covid-19
Darah yang disumbangkan oleh orang yang telah pulih dari Covid-19 memiliki antibodi terhadap virus Covid-19.
Darah yang disumbangkan akan diproses untuk menghilangkan sel darah sehingga meninggalkan cairan (plasma) dan antibodi.
Plasma dan antibodi ini dapat diberikan kepada orang dengan Covid-19 untuk meningkatkan kemampuan mereka melawan virus.
Terapi ini pun saat ini banyak digalakkan oleh pemerintah dan Palang Merah Indonesia.
Mereka beramai-ramai mengampanyekan donasi darah plasma konvalesen kepada para mantan pasien Covid-19 yang sudah negatif.
Lalu, berapa kali seseorang dapat menyumbangkan plasma konvalesen?
Merangkum dari Healthline, donasi plasma konvalesen sebaiknya dilakukan dalam interval 28 hari sekali.
Sebab, apabila terlalu sering melakukannya, kualitas plasma pun akan menurun.
Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan tubuh untuk dengan cepat meregenerasi komponen penting plasma.
Sebuah penelitian berjudul “Specific protein content of pools of plasma for fractionation from different sources: impact of frequency of donations” menyelidiki dan membandingkan kualitas plasma dari donasi dari berbagai negara.
Baca juga: Mengenal Perbedaan Varian Alpha, Beta, dan Delta dalam Kasus Covid-19
Mereka menemukan bahwa di Amerika Serikat, plasma dari orang yang lebih sering mendonasikan dan dalam volume yang lebih tinggi secara signifikan lebih rendah dalam protein total, albumin, dan penanda darah lainnya.
Baik itu untuk membantu memerangi Covid-19 maupun untuk tujuan lain, donasi plasma, terutama donasi yang sering, harus selalu dilakukan di bawah pengawasan dokter.
Data dari beberapa uji klinis, penelitian, dan program akses nasional menunjukkan bahwa plasma konvalesen dengan tingkat antibodi tinggi dapat mengurangi keparahan.
Selain itu, memperlihatkan bahwa plasma konvalesen dapat mempersingkat durasi Covid-19 pada beberapa orang ketika diberikan pada awal penyakit atau pada mereka dengan sistem kekebalan yang lemah.
Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah terapi plasma konvalesen akan menjadi pengobatan yang efektif untuk Covid-19.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.