Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/06/2021, 15:00 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

KOMPAS.com - Nyeri leher merupakan kondisi ketika otot-otot di leher tidak dapat rileks sehingga dapat menyebabkan nyeri, kejang otot, dan sakit kepala.

Kondisi ini memiliki banyak kemungkinan penyebab, mulai dari masalah sendi hingga saraf yang meradang.

Tergantung pada penyebab yang mendasarinya, orang dapat mengalami berbagai jenis nyeri leher, yang dapat disertai dengan gejala yang berbeda.

Penelitian berjudul “The prevalence of neck pain in the world population: a systematic critical review of the literature” menunjukkan bahwa sebanyak 71 persen orang dewasa di seluruh dunia mengalami sakit leher di beberapa titik dalam hidup mereka.

Merangkum dari Medical News Today, otak mengirimkan sinyal listrik, atau impuls saraf, untuk memicu gerakan otot.

Baca juga: 6 Minuman Penurun Kolesterol

Otot dapat berkontraksi atau berelaksasi, tergantung pada pesan yang diterima dari otak.

Ketegangan otot terjadi ketika otot tetap berkontraksi meskipun menerima sinyal dari otak yang menyuruhnya untuk rileks.

Jika otot tetap berkontraksi terlalu lama, itu bisa menyebabkan rasa sakit.

Orang dapat mengalami nyeri leher karena berbagai alasan.

Penyebab umum nyeri leher meliputi beberapa hal berikut.

1. Postur tubuh yang buruk

Postur tubuh yang buruk dapat mempengaruhi otot leher.

Orang-orang yang mendapati diri mereka membungkuk di depan komputer atau membungkuk di kursi sepanjang hari mungkin akan merasakan nyeri leher setelah beberapa saat.

Sebuah studi berjudul “Correlation between rounded shoulder posture, neck disability indices, and degree of forward head posture” yang melibatkan 126 mahasiswa menemukan korelasi antara posisi kepala ke depan dan peningkatan nyeri leher dan kecacatan.

Baca juga: Kabar Bahagia, 2 Jenis Makanan Tinggi Kolesterol Ini Aman Dikonsumsi

Postur tubuh yang buruk dapat menyebabkan berat kepala bergeser ke depan dan menjauh dari pusat tubuh, memaksa otot leher bekerja lebih keras untuk menopang kepala.

Membungkuk di depan komputer tidak hanya menggerakkan kepala ke depan tetapi juga memaksa leher untuk menekuk dengannya.

Membungkuk ini dapat meregangkan otot-otot di bagian belakang leher, mengakibatkan rasa sakit dan peradangan .

2. Tidur dengan posisi yang salah

Posisi tidur dapat memengaruhi postur tubuh seseorang.

Orang yang tidur tengkurap cenderung mengistirahatkan satu sisi wajah mereka di atas bantal. Melakukan hal ini dapat meregangkan otot-otot di sisi leher itu secara berlebihan.

Tidur dengan bantal besar dapat mengangkat kepala terlalu tinggi, memaksa leher untuk membungkuk ke depan.

Tetap dalam posisi ini sepanjang malam dapat menyebabkan nyeri leher keesokan paginya.

3. Gerakan leher berulang

Orang yang melakukan gerakan berulang sepanjang hari dapat mengalami gangguan gerakan berulang.

Sementara gangguan ini biasanya terjadi di tangan, pergelangan tangan, dan bahu, mereka juga dapat mempengaruhi leher, menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke.

Tanpa pengobatan, gangguan gerakan berulang dapat menyebabkan rasa sakit, pembengkakan, dan bahkan kerusakan jaringan permanen.

Baca juga: Apakah Benar Makanan Bersantan Bisa Memicu Kolesterol Tinggi?

4. Menggertakkan gigi

Bruxism adalah suatu kondisi ketika seseorang menggeretakkan atau mengatupkan gigi mereka saat mereka tidur.

Menggertakkan atau mengatupkan gigi memberi tekanan pada otot-otot di rahang dan leher, yang dapat menyebabkan leher tegang, nyeri, dan sakit kepala .

5. Cedera

Seseorang dapat melukai otot-otot di lehernya jika mereka mengangkat beban berat atau mengalami whiplash akibat kecelakaan mobil.

Jenis cedera ini dapat menyebabkan ketegangan otot ringan hingga berat, yang mungkin memerlukan perawatan medis atau terapi fisik.

Strain otot yang tidak diobati dapat menyebabkan nyeri leher yang persisten dan bahkan kerusakan permanen yang mengurangi rentang gerak dan fleksibilitas di leher.

Baca juga: 5 Cara Cegah Kolesterol Naik

6. Stres

Stres memiliki efek yang kuat pada seluruh tubuh.

Ketika otak merasakan stres, itu menandakan pelepasan beberapa hormon, seperti kortisol dan epinefrin.

Hormon-hormon ini meningkatkan detak jantung dan tekanan darah, serta mengencangkan otot.

Ketika seseorang mengalami stres secara teratur, otot-otot mereka tetap tegang dan berkontraksi untuk waktu yang lebih lama, yang dapat menyebabkan nyeri leher dan bahu.

Menurut sebuah studi tahun 2017 berjudul “Level of physical activity, well-being, stress and self-rated health in persons with migraine and co-existing tension-type headache and neck pain” yang melibatkan 148 orang dengan migrain, hampir 67 persen dari peserta juga mengalami sakit kepala tipe tegang dan sakit leher.

Orang-orang ini juga melaporkan tingkat stres yang lebih tinggi, terlibat dalam aktivitas fisik yang lebih sedikit, dan menilai kesehatan mereka buruk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Remaja 19 Tahun Diduga Alami Alzheimer, Kasus Termuda yang Pernah Dilaporkan
Remaja 19 Tahun Diduga Alami Alzheimer, Kasus Termuda yang Pernah Dilaporkan
Health
Alami Stevens Johnson Syndrome, Apakah Bahaya?
Alami Stevens Johnson Syndrome, Apakah Bahaya?
Health
Sakit Kulit Jokowi Dituding Stevens Johnson Syndrome, Kenali Ruam Khas Penyakit Ini…
Sakit Kulit Jokowi Dituding Stevens Johnson Syndrome, Kenali Ruam Khas Penyakit Ini…
Health
Jokowi Sakit Kulit Dituding Steven Johnson Syndrome, Ketahui Ini Faktanya…
Jokowi Sakit Kulit Dituding Steven Johnson Syndrome, Ketahui Ini Faktanya…
Health
Dari Hengki Kawilarang Meninggal dengan Komplikasi Diabetes, Kenali Ini Gejalanya…
Dari Hengki Kawilarang Meninggal dengan Komplikasi Diabetes, Kenali Ini Gejalanya…
Health
Gejala Kanker Kolorektal Sering Diabaikan, Ini Peringatan Ahli untuk Kaum Muda
Gejala Kanker Kolorektal Sering Diabaikan, Ini Peringatan Ahli untuk Kaum Muda
Health
Dokter: Perubahan Gaya Hidup adalah Kunci Utama Cegah Pengapuran Sendi Lutut
Dokter: Perubahan Gaya Hidup adalah Kunci Utama Cegah Pengapuran Sendi Lutut
Health
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ini Gejalanya…
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ini Gejalanya…
Health
Hengki Kawilarang Miliki Kreatinin Tinggi Sebelum Meninggal, Ini Artinya…
Hengki Kawilarang Miliki Kreatinin Tinggi Sebelum Meninggal, Ini Artinya…
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Dunia: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Gejalanya Berikut
Hengki Kawilarang Meninggal Dunia: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Gejalanya Berikut
Health
Hengki Kawilarang Meninggal: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Penyebabnya Berikut
Hengki Kawilarang Meninggal: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Penyebabnya Berikut
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Setelah Alami Diabetes dan Cuci Darah, Kenali Penyakit Ini
Hengki Kawilarang Meninggal Setelah Alami Diabetes dan Cuci Darah, Kenali Penyakit Ini
Health
Adam Suseno Alami Pendarahan Hebat akibat Luka Robek, Jalani Operasi Besar
Adam Suseno Alami Pendarahan Hebat akibat Luka Robek, Jalani Operasi Besar
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Pada Usia 47 Tahun karena Sakit Apa? Ini Penjelasannya...
Hengki Kawilarang Meninggal Pada Usia 47 Tahun karena Sakit Apa? Ini Penjelasannya...
Health
Hengki Kawilarang Meninggal, Ini Penjelasan Medis Soal Prosedur Cuci Darah
Hengki Kawilarang Meninggal, Ini Penjelasan Medis Soal Prosedur Cuci Darah
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau