KOMPAS.com - Gula adalah jenis karbohidrat sederhana yang terjadi secara alami di beberapa makanan dan minuman.
Gula juga merupakan aditif dalam makanan dan minuman tertentu.
Mengonsumsi terlalu banyak gula dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti meningkatkan risiko kenaikan berat badan, diabetes, gigi berlubang, dan banyak lagi.
Banyak produk makanan sehat, seperti produk susu, sayuran, dan buah, secara alami mengandung gula.
Gula dalam makanan ini memberi rasa yang lebih manis.
Namun, terkadang produsen cenderung menambahkan gula ke makanan seperti sereal dan kue dan beberapa minuman.
Baca juga: Kenali Dampak Junk Food terhadap Penderita Diabetes
Gula tambahan inilah, atau gula bebas, yang menyebabkan masalah kesehatan.
Tidak seperti makanan dan minuman yang secara alami mengandung gula, makanan yang ditambahkan gula tidak memberikan nilai gizi.
Mereka juga merupakan sumber energi yang buruk karena tubuh mencerna gula tambahan dengan sangat cepat.
Mengonsumsi terlalu banyak gula tambahan dapat menyebabkan masalah kesehatan seiring berjalannya waktu.
Berikut ini beberapa alasan gula berdampak buruk bagi kesehatan, seperti dilansir dari Medical News Today.
Gula adalah kalori kosong.
Menambahkannya ke makanan dan minuman secara signifikan meningkatkan kandungan kalori tanpa menambahkan manfaat nutrisi apa pun.
Tubuh biasanya mencerna makanan dan minuman ini dengan cepat.
Dengan demikian, gula bukan sumber energi yang baik.
Hal ini berbeda dengan produk yang secara alami mengandung gula.
Misalnya, buah-buahan dan produk susu mengandung gula alami.
Tubuh mencerna makanan ini pada tingkat yang lebih lambat sehingga menjadikannya sumber energi yang bertahan lama.
Produk semacam itu juga cenderung mengandung nutrisi lain, seperti serat dan berbagai vitamin dan mineral.
American Heart Association (AHA) menyarankan seseorang mengonsumsi 100 kalori dari gula tambahan untuk wanita dan 150 kalori untuk pria.
Baca juga: 10 Bahaya Gula Darah Tinggi pada Penderita Diabetes
Risiko signifikan mengonsumsi gula makanan berlebih adalah penambahan berat badan.
Dalam kebanyakan kasus, makanan dan minuman manis mengandung kalori tinggi.
Mengonsumsi terlalu banyak produk ini akan menyebabkan penambahan berat badan, bahkan dengan olahraga teratur.
Ada yang bukti kuat menunjukkan bahwa kelebihan gula makanan adalah penyebab kenaikan berat badan.
Karena tubuh biasanya mencerna produk yang mengandung gula tambahan lebih cepat, mereka tidak mengimbangi rasa lapar untuk waktu yang lama.
Hal ini dapat menyebabkan makan lebih teratur sepanjang hari dan asupan kalori yang lebih besar secara keseluruhan.
Ada juga beberapa bukti yang menunjukkan bahwa gula dapat mempengaruhi jalur biologis yang mengatur rasa lapar.
Leptin adalah hormon yang mengatur rasa lapar dengan menentukan berapa banyak energi yang dibutuhkan tubuh.
Gangguan fungsi leptin dapat menyebabkan penambahan berat badan dan obesitas.
Sebuah studi pada tikus dari 2011 mengungkapkan bahwa diet tinggi lemak dan gula dapat menyebabkan resistensi leptin.
Resistensi leptin terjadi ketika tubuh tidak lagi merespons leptin secara benar.
Penulis penelitian menemukan bahwa menghilangkan gula dari makanan membalikkan resistensi leptin.
Studi lain yang dilakukan pada tahun 2014 menemukan bahwa minuman manis bisa menjadi masalah khusus untuk resistensi leptin.
Penting untuk dicatat bahwa gula tidak menyebabkan penambahan berat badan dan obesitas dengan sendirinya.
Gula adalah salah satu dari beberapa penyebab.
Kelebihan berat badan atau obesitas adalah hasil dari interaksi kompleks antara diet, aktivitas fisik, genetika, dan faktor sosial dan lingkungan.
Namun, membatasi jumlah gula dalam diet adalah salah satu cara paling sederhana untuk mencegah penambahan berat badan.
Baca juga: 5 Penyebab Mual pada Penderita Diabetes yang Penting Dipastikan
Ada hubungan antara mengonsumsi minuman manis dan mengembangkan diabetes tipe 2 .
Tidak benar bahwa gula menyebabkan diabetes.
Diet tinggi kalori dalam bentuk apa pun dapat menyebabkan diabetes tipe 2.
Namun, dalam kebanyakan kasus, diet tinggi gula dapat meningkatkan risiko diabetes.
Salah satunya adalah dalam mengonsumsi makanan manis.
Sebuah meta-analisis data dari 310.819 orang menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi minuman manis berlebih memiliki risiko 26 persen lebih besar terkena diabetes tipe 2.
The American Diabetes Association (ADA) merekomendasikan menghindari minuman manis untuk mencegah diabetes tipe 2.
Konsumsi gula dapat menyebabkan kerusakan gigi yang dapat menyebabkan perkembangan gigi berlubang.
Setelah makan gula, bakteri di mulut membentuk lapisan tipis plak di atas gigi.
Bakteri ini bereaksi dengan gula yang ada dalam makanan dan minuman.
Reaksi ini memicu pelepasan asam yang merusak gigi.
Ada kemungkinan bagi tubuh untuk memperbaiki beberapa kerusakan ini sendiri.
Namun, seiring waktu, diet tinggi gula akan menyebabkan kerusakan permanen.
Hal ini dapat menyebabkan gigi berlubang.
Membatasi asupan makanan tinggi gula merupakan salah satu cara efektif untuk mencegah gigi berlubang.
Baca juga: Bagaimana Gula Bisa Menyebabkan Diabetes?
Diet tinggi gula dapat meningkatkan risiko penyakit jantung .
Dalam studi yang dilakukan selama 15 tahun menunjukkan bahwa orang dengan banyak gula tambahan dalam makanan mereka secara signifikan lebih mungkin meninggal karena penyakit jantung daripada orang dengan jumlah sedikit gula tambahan dalam makanan mereka.
Sekali lagi, penelitian menunjukkan bahwa minuman manis mungkin sangat bermasalah untuk meningkatkan risiko penyakit jantung.
Asosiasi ini mungkin karena minuman manis tinggi kalori sehingga tidak mempengaruhi rasa lapar, dan memberikan jumlah energi yang tidak mencukupi.
Meskipun ada hubungan yang jelas, penelitian lebih lanjut akan diperlukan untuk lebih memahami hubungan antara gula dan penyakit jantung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.