Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Dampak Junk Food terhadap Penderita Diabetes

Kompas.com - 05/08/2021, 07:31 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

KOMPAS.com - Diabetes adalah suatu kondisi ketika tubuh tidak dapat membuat cukup insulin atau menggunakannya secara benar.

Diet penting untuk mengelola diabetes dan mencegah komplikasi.

Melansir dari Medical News Today, tubuh membutuhkan insulin untuk mengatur kadar gula, atau glukosa, dalam darah dan menggunakan gula ini untuk bahan bakar sel-sel tubuh.

Tanpa insulin, tubuh tidak dapat memproses glukosa yang berasal dari karbohidrat dalam makanan.

Ketika kadar glukosa yang tinggi terkumpul dalam darah, seiring waktu, ini dapat merusak organ tubuh saat darah bersirkulasi.

Baca juga: 10 Bahaya Gula Darah Tinggi pada Penderita Diabetes

Selain itu, sel-sel tubuh tidak akan memiliki energi yang cukup karena tanpa insulin, glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel.

Makan sehat adalah cara penting untuk mengelola kadar gula darah.

Penderita diabetes harus membatasi dan menghindari beberapa jenis makanan, termasuk junk food.

Junk food adalah makanan yang tidak sehat.

Makanan ini biasanya tinggi kalori lemak, gula, garam, karbohidrat olahan, dan rendah nutrisi bermanfaat, seperti serat, vitamin , dan mineral.

Junk food mencakup banyak jenis makanan cepat saji, makanan olahan, dan makanan ringan premade.

Secara umum, semua orang tidak boleh terlalu banyak mengonsumsi makanan ini apalagi jika ia menderita diabetes.

Dampak junk food terhadap penderita diabetes

Junk food dapat menyebabkan diabetes dengan cara berikut.

  • Efek cepat pada kadar gula darah: Makanan olahan yang tinggi kalori dan rendah vitamin, mineral, dan serat cepat rusak di dalam tubuh dan dapat menyebabkan kenaikan kadar gula darah dengan cepat.
  • Ukuran porsi yang tidak tepat: Junk food biasanya tidak terlalu mengenyangkan dan sering tersedia dalam ukuran porsi yang besar. Kedua faktor ini dapat menyebabkan orang makan junk food secara berlebihan. Ini dapat berdampak negatif pada diabetes, termasuk lonjakan gula darah dan penambahan berat badan.
  • Penambahan berat badan: Karena kualitas nutrisinya yang buruk dan kemampuannya untuk mendorong makan berlebihan, orang yang makan junk food dapat menambah berat badan. Kelebihan berat badan dan lemak tubuh merupakan faktor risiko utama untuk mengembangkan diabetes tipe 2 yang menyumbang 90–95 persen dari semua kasus diabetes di seluruh dunia.
  • Tekanan darah tinggi: Junk food biasanya sangat tinggi sodium (garam) yang berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2.
  • Kadar trigliserida: Makanan cepat saji mengandung lemak trans dan jenuh yang tinggi, yang dapat meningkatkan kadar trigliserida, yakni sejenis lemak yang ada dalam darah. Kadar trigliserida yang tinggi meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2.

Menurut studi tahun 2016 yang diterbitkan dalam Experimental Physiology, makan junk food secara teratur dapat menyebabkan kerusakan ginjal pada penderita diabetes dan orang pada umumnya

Selain itu, junk food juga kaya akan lemak jenuh atau lemak trans.

Lemak jenuh meningkatkan kadar kolesterol darah dan kadar trigliserida.

Baca juga: 5 Penyebab Mual pada Penderita Diabetes yang Penting Dipastikan

Otoritas kesehatan merekomendasikan bahwa kurang dari 10 persen asupan kalori harian seseorang berasal dari lemak jenuh.

Untuk seseorang yang menjalani diet 1.800 kalori, ini berarti mereka dapat mengonsumsi 20 gram lemak jenuh dalam sehari.

Sebuah artikel ulasan yang diterbitkan pada tahun 2016 mengatakan bahwa lemak trans dapat berdampak negatif pada sensitivitas insulin dan meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau