KOMPAS.com - Gagal jantung kongestif atau congestive heart failure (CHF) adalah kondisi ketika otot jantung menjadi lemah dan tidak dapat memompa darah secara efektif untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Banyak orang mungkin selama ini memahami gagal jantung sebagai kondisi ketika jantung berhenti bekerja sama-sekali atau dalam hal ini berhenti berdetak.
Padahal yang lebih tepat, pada kondisi gagal jantung, organ jantung masih dapat bekerja, tapi tidak mampu lagi mempompa darah atau memenuhi kuota darah normal yang dibutuhkan tubuh.
Baca juga: 7 Gejala Gagal Jantung yang Perlu Diwaspadai
Gagal jantung kongestif pada umumnya adalah kondisi kronis yang dapat memburuk dari waktu ke waktu.
Dilansir dari Very Well Health, setidaknya ada 4 tahap gagal jantung yang bisa terjadi.
Saat gagal jantung kongestif Anda memburuk, otot jantung Anda akan memompa lebih sedikit darah ke organ-organ dan Anda bisa mengalami gagal jantung tahap lanjut.
Sayangnya, Anda tidak dapat mundur ke tahap gagal jantung sebelumnya bahkan dengan pengobatan.
Oleh karena itu, tujuan pengobatan adalah untuk menghentikan Anda dari perkembangan penyakit atau memperlambat perkembangan.
Dokter Anda dapat memberi tahu Anda seberapa parah gagal jantung Anda menggunakan sejumlah tes.
Berikut adalah penjelasan singkat mengenai tahap gagal jantung yang perlu diwaspadai:
1. Tahap A
Tahap A dianggap sebagai tahap pertama gagal jantung kongestif.
Secara teknis, orang-orang pada tahap ini dianggap dalam kondisi "pra-gagal jantung".
Baca juga: 11 Penyebab Gagal Jantung yang Perlu Diwaspadai
Ini berarti bahwa Anda berisiko lebih tinggi terkena gagal jantung kongestif karena riwayat keluarga, riwayat kesehatan pribadi, dan pilihan gaya hidup Anda.
Meskipun Anda tidak memiliki gejala gagal jantung, Anda dapat memiliki kondisi lain yang bisa menjadi penyebab gagal jantung.
Ini termasuk:
Baca juga: 4 Faktor Gaya Hidup Penyebab Gagal Jantung
Faktor risiko lain yang akan menempatkan Anda di tahap A meliputi:
Cara mengatasi gagal jantung kongestif tahap A