KOMPAS.com – Gagal jantung adalah istilah untuk menggambarkan kondisi ketika jantung tidak lagi mampu memompa suplai darah yang cukup ke tubuh.
Tanpa aliran darah yang memadai tersebut, semua fungsi utama tubuh otomatis dapat terganggu.
Melansir Health Line, gagal jantung dapat memengaruhi sisi kanan atau kiri jantung penderita, atau bahkan keduanya secara bersamaan.
Baca juga: 4 Gejala Penyakit Jantung Koroner yang Perlu Diwaspadai
Hal ini bisa menjadi kondisi akut (jangka pendek) atau kronis (berkelanjutan).
Pada gagal jantung akut, gejalanya muncul tiba-tiba tetapi hilang juga dengan cukup cepat.
Kondisi ini sering terjadi setelah serangan jantung.
Mungkin juga akibat dari masalah pada katup jantung yang mengontrol aliran darah di jantung.
Sedangkan, pada gagal jantung kronis, gejalanya terus berlanjut dan tidak membaik seiring waktu.
Dari dua jenis gagal jantung tersebut, kasus gagal jantung bersifat kronis lebih banyak terjadi ketimbang gagal jantung bersifat akut.
Gagal jantung jelas termasuk kondisi medis serius yang memerlukan perawatan oleh dokter.
Perawatan dini diperlukan untuk meningkatkan peluang pemulihan jangka panjang dengan komplikasi yang lebih sedikit.
Jadi, jangan ragu untuk segera menghubungi dokter jika Aada mengalami gejala gagal jantung.
Baca juga: 6 Jenis Penyakit Jantung dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai
Berikut ini adalah beberapa gejala gagal jantung yang perlu diwaspadai:
Melansir American Heart Association, terdapat sejumlah hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami gagal jantung.
Beberapa di antaranya bisa hadir tanpa disadari.
Baca juga: 8 Makanan Penurun Kolesterol untuk Cegah Penyakit Jantung Koroner
Kondisi itu yang jelas dapat menimbulkan "keausan" fungsi jantung dan menyebabkan gagal jantung.
Berikut ini adalah beberapa kondisi atau penyakit yang dapat menjadi penyebab gagal jantung untuk diwaspadai:
1. Penyakit arteri koroner
Ketika kolesterol dan timbunan lemak menumpuk di arteri jantung, lebih sedikit darah yang bisa mencapai otot jantung.
Penumpukan ini dikenal sebagai aterosklerosis.
Akibatnya, mungkin terjadi nyeri dada (angina) atau jika aliran darah terhambat total, bisa berupa serangan jantung.