KOMPAS.com - Keju mengandung lemak dan kalori yang tinggi jika dibandingkan dengan banyak makanan lain.
Oleh karena itu, makanan ini mungkin bukan pilihan yang baik untuk penderita diabetes.
Namun, seseorang yang menderita diabetes dapat menikmati berbagai macam keju tanpa meningkatkan gula darah, tekanan darah, atau menambah berat badan.
Untuk makanan atau camilan ramah diabetes, orang harus memilih keju yang sehat dan menyajikannya dengan makanan yang tinggi serat dan rendah kalori.
Baca juga: 10 Gejala Diabetes Tipe 1 pada Anak yang Perlu Diwaspadai
Lalu, keju apa yang baik dikonsumsi oleh penderita diabetes?
Melansir dari Medical News Today, orang dengan diabetes dapat dengan aman makan keju sebagai bagian dari diet seimbang dan sehat.
Seperti halnya makanan lain, moderasi adalah kuncinya sehingga mengonsumsi terlalu banyak keju akan berbahaya bagi penderita atau tanpa diabetes.
Seseorang dengan diabetes dapat mempertimbangkan hal berikut ketika memilih keju untuk dimasukkan dalam diet ramah diabetes.
Keju sangat tinggi kalori dan lemak.
Meskipun kandungan kalori bervariasi tergantung jenis keju, penderita diabetes harus menghindari makan berlebihan.
Diabetes tipe 2 memiliki hubungan yang kuat dengan obesitas.
Lebih dari 87 persen penderita diabetes secara medis kelebihan berat badan atau obesitas.
Beberapa langkah dapat membantu penderita diabetes makan keju dan meminimalkan penambahan berat badan, termasuk:
Baca juga: Selain Diabetes, Ini 4 Penyakit Akibat Kadar Gula Darah Tinggi
Keju tinggi lemak jenuh jika dibandingkan dengan banyak makanan lain.
Dalam jumlah kecil, lemak jenuh tidak berbahaya dan dapat bermanfaat bagi tubuh.
Namun, terlalu banyak lemak jenuh juga dapat menyebabkan kenaikan berat badan, kolesterol tinggi, masalah kandung empedu, dan penyakit jantung.
The American Heart Association merekomendasikan diet yang mengandung tidak lebih dari 5 - 6 persen lemak jenuh.
Dengan demikian, dalam diet harian 2.000 kalori, seseorang bisa mendapat asupan tidak lebih dari 120 kalori atau 13 gram (g) lemak jenuh.
Angka ini bisa menjadi pegangan penderita diabetes untuk mengukur batas aman konsumsi keju untuk menghindari asupan lemak jenuh berlebih.
Penderita diabetes harus menjaga asupan garam (natrium) mereka menjadi 2.300 miligram (mg) per hari atau kurang.
Garam dapat meningkatkan tekanan darah sehingga menyebabkan atau memperburuk masalah kardiovaskular terkait diabetes.
Keju sering kali mengandung banyak garam, terutama keju olahan.
Sebuah studi tahun 2018 menemukan kandungan garam rata-rata 863 mg per 100 g keju olahan.
Studi ini menemukan bahwa keju segar memiliki kandungan garam rata-rata 498 mg per 100g.
Untuk meminimalkan kandungan natrium, orang dapat memilih keju segar daripada makanan olahan.
Baca juga: Apakah Brown Sugar Lebih Aman untuk Penderita Diabetes?
Keju memiliki indeks glikemik (GI) yang rendah.
Artinya, keju melepaskan glukosa secara perlahan dan tidak akan memicu lonjakan glukosa darah yang signifikan.
Namun, orang sering mengonsumsi keju bersama makanan lain yang dapat meningkatkan glukosa darah.
Orang sering memasukkan sumber karbohidrat, seperti kerupuk, buah, atau madu di piring keju.
Ini secara langsung akan mempengaruhi gula darah, tetapi memasangkannya dengan porsi keju yang tepat dapat memperpanjang perasaan kenyang dan puas.
Penderita diabetes juga harus memperhatikan ukuran porsi makanan yang mereka makan, bersama dengan keju itu sendiri, untuk mengatur asupan lemak jenuh dan gula mereka.