KOMPAS.com – Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan kadar gula darah tinggi di atas nilai normal.
International Diabetes Federation (IDF), American Diabetes Association (ADA), dan Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) sama-sama menunjukkan bahwa diagnosis diabetes dapat ditegakkan jika kadar gula darah puasa berada di atas 126 mg/dL dan kadar gula darah dua jam setelah makan mencapai di atas 200 mg/dL.
Jika Anda didiagnosis mengalami penyakit diabetes, Anda tentu tidak boleh membiarkannya begitu saja.
Baca juga: Berapa Kadar Gula Darah Normal dalam Tubuh?
Pasalnya, penyakit diabetes bisa menimbulkan banyak komplikasi, termasuk disfungsi ereksi bagi pria.
Apabila sampai terjadi, disfungsi ereksi ini pun dapat menurunkan kualitas hidup pria. Kehidupan rumah tangga penderita disfungsi ereksi bisa menjadi tidak bahagia dan seringkali membuat depresi.
Melansir WebMD, sayangnya, pria dengan diabetes dilaporkan sekitar tiga kali lebih mungkin mengalami disfungsi ereksi dibandingkan pria tanpa diabetes.
Kedua kondisi tersebut menjadi lebih umum seiring bertambahnya usia pria.
Bahkan faktanya, setengah dari pria dengan diabetes cenderung akan mengalami disfungsi ereksi.
Meskipun diabetes dapat meningkatkan risiko disfungsi ereksi, 95 persen kasus disfungsi ereksi dilaporkan dapat diobati, termasuk untuk pria dengan diabetes.
Perubahan gaya hidup dan obat-obatan bisa membantu mengontrol diabetes dengan lebih baik dan mengatasi disfungsi ereksi pada saat yang bersamaan.
Baca juga: Bagaimana Diabetes Bisa Menyebabkan Penyakit Jantung?
Disfungsi ereksi adalah kondisi ketika pria sering mengalami kesulitan mendapatkan atau mempertahankan ereksi hingga mengganggu kehidupan seksnya.
Gejala disfungsi ereksi yang bisa dikenali dapat meliputi:
Disfungsi ereksi menjadi lebih umum seiring bertambahnya usia.
Sebanyak 44 persen pria berusia 60 tahun dan 70 persen pria berusia lebih dari 70 tahun dilaporkan mengalami disfungsi ereksi.
Gangguan ini jarang terjadi pada pria berusia kurang dari 40 tahun.