KOMPAS.com - Setiap makanan dan minuman dalam kemasan penting dilengkapi dengan informasi nilai gizi atau nutrition facts pada kemasan.
Informasi nilai gizi merupakan label yang mencantumkan keterangan mengenai nilai atau kandungan gizi dari produk dalam kemasan tersebut.
Label nutrisi ini berguna sebagai panduan bagi konsumen sebelum membeli atau menggunakan suatu barang.
Baca juga: 11 Alasan Konsumsi Gula Berlebihan Buruk untuk Kesehatan
Salah satu kompoten yang bisa dibaca dalam label informasi gizi adalah angka kecukupan gizi (AKG).
Menurut Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI, AKG merupakan suatu nilai yang menunjukkan kebutuhan rata-rata zat gizi tertentu.
Zat gizi tersebut harus dipenuhi setiap hari bagi hampir semua orang dengan karakteristik tertentu.
Karakteristik tersebut didasarkan usia, jenis kelamin, tingkat aktivitas fisik, dan kondisi fisiologis.
AKG menjadi patokan kecukupan rata-rata gizi dalam sehari bagi hampir semua orang sehat di suatu negara.
Maka dari itu, AKG selalu ditemukan pada setiap kemasan makanan atau minuman dalam tabel informasi nilai gizi.
Dalam tabel AKG, umumnya akan tercantum kebutuhan gizi yang meliputi angka kecukupan energi, protein, lemak, karbohidrat, serat, air, vitamin, dan mineral yang dianjurkan (per orang per hari).
Label nutrisi mencantumkan semua kandungan atau nilai gizi dari suatu produk disertai persentase AKG.
Baca juga: 5 Penyakit Akibat Konsumsi Gula Berlebihan, Tak Hanya Diabetes
Persentase AKG adalah perbandingan antara zat gizi dalam suatu produk dengan total zat gizi yang diperlukan tubuh.
Nah, uniknya, dalam setiap makanan atau minuman kemasan yang mengandung gula, kadar gula seringkali hanya dicantumkan dalam gram tapi tidak disertai persentase AKG seperti yang lainnya.
Sadarkah Anda mengenai hal tersebut?
Menurut Dokter dan Ahli Gizi Masyarakat, Dr. dr. Tan Shot Yen, M. Hum, hal itu bisa terjadi karena tubuh kita tidak memerlukan gula.