Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejala HIV pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 01/11/2021, 14:00 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

Karena skrining rutin yang dimulai saat ini, risiko penularan melalui darah kini sangat rendah.

Perlu dicatat bahwa virus HIV tidak menular melalui beberapa pejanan berikut:

  • air mata
  • air liur
  • keringat
  • kontak biasa, seperti berbagi tempat tidur atau makanan
  • toilet

Bagaimana cara mendiagnosis HIV pada anak-anak?

Dokter mendiagnosis HIV pada bayi menggunakan cara yang berbeda dari yang mereka gunakan untuk mendiagnosis anak di atas 18 bulan.

Bayi di bawah 18 bulan

Ketika seseorang dengan HIV melahirkan, dokter biasanya akan melakukan tes virologi untuk bayi dengan interval berikut:

  • dalam waktu 2 hari setelah lahir
  • setelah 1 atau 2 bulan
  • pada usia 4 atau 6 bulan

Bayi menerima diagnosis HIV ketika dua sampel darah yang berbeda dites positif untuk virus.

Anak-anak di atas 18 bulan

Ketika janin berkembang di dalam rahim, mereka menerima makanan \melalui plasenta.

Jika orang tua hamil memiliki HIV, plasenta juga mentransfer antibodi HIV ke janin.

Untuk alasan ini, semua bayi yang dilahirkan oleh orang tua dengan HIV akan dites positif untuk antibodi saat lahir.

Setelah lahir, antibodi untuk HIV dari orang tua yang melahirkan dapat tetap berada dalam darah hingga 18 bulan.

Setelah anak berusia di atas 18 bulan, dokter menggunakan tes antibodi HIV untuk melakukan diagnosis.

Baca juga: 4 Tahapan Infeksi HIV Menjadi AIDS

Penanganan HIV pada anak-anak

Pengobatan standar untuk HIV adalah terapi antiretroviral (ART).

Praktisi merekomendasikan ini untuk orang-orang dari segala usia, termasuk anak-anak.

Para ahli menganjurkan pengobatan dini karena dapat membantu anak-anak hidup lebih lama, hidup lebih sehat.

Dosis untuk anak-anak mungkin tergantung pada berat badan daripada usia.

Selain itu, jika seorang anak terlalu kecil untuk menelan pil, dokter mungkin akan meresepkan ART dalam bentuk cair.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com