Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Gejala Diabetes Tipe 1 yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 18/11/2021, 09:04 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Banyak orang mungkin masih mengira bahwa penyakit diabetes hanya terdiri dari satu jenis.

Padahal, gula dalam darah bisa naik melalui beberapa cara.

Dilansir dari Medical News Today, berdasarkan penyebab dan katakteristik kondisinya, diabetes secara umum bisa dibagi menjadi dua jenis, yakni diabetes tipe 2 dan diabetes tipe 1.

Baca juga: 7 Perbedaan Diabetes Tipe 1 dan Diabetes Tipe 2

Pada diabetes tipe 2, pankres masih bisa membuat insulin tapi kualitasnya buruk sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik sebagai kunci untuk memasukkan gula (glukosa) ke dalam sel.

Gejala sembelit penting dikenali untuk mendukung upaya diagnosis dini dan pengobatan sesegera mungkin gangguan pencernaan ini.

Akibatnya, kadar gula dalam darah bisa meningkat.

Sedangkan, diabetes tipe 1 muncul ketika pankreas sebagai pabrik insulin tidak dapat atau kurang mampu memproduksi insulin.

Alhasil, ketersediaan hormon insulin yang berfungsi mengubah glukosa menjadi energi dan membantu tubuh menyimpan energi tersebut menjadi kurang atau tidak ada sama sekali.

Dengan demikian, gula bisa menumpuk dalam peredaran darah karena tidak dapat diangkut ke dalam sel.

Gejala diabetes tipe 1

Berbagai faktor, termasuk genetika dan beberapa virus dapat menjadi penyebab diabetes tipe 1.

Meskipun diasanya muncul selama masa kanak-kanak atau remaja, diabetes tipe 1 dapat berkembang pada orang dewasa.

Untuk saat ini, diabetes tipe 1 masih menjadi penyakit yang tidak dapat disembuhkan.

Baca juga: 10 Gejala Diabetes Tipe 1 pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Perawatan diabetes tipe 1 akan berfokus pada pengelolaan kadar gula darah dengan suntikan insulin, diet, dan gaya hidup untuk mencegah komplikasi.

Melansir Mayo Clinic, tanda dan gejala diabetes tipe 1 biasanya muncul secara tiba-tiba dan bisa berkembang dengan cepat.

Berikut ini adalah beberapa gejala diabetes tipe 1 yang perlu diwaspadai:

  1. Rasa haus yang meningkat
  2. Sering buang air kecil
  3. Mengompol pada anak-anak yang sebelumnya tidak pernah mengompol pada malam hari
  4. Rasa lapar yang ekstrim
  5. Penurunan berat badan yang tidak disengaja
  6. Iritabilitas dan perubahan suasana hati lainnya
  7. Kelelahan dan kelemahan
  8. Penglihatan kabur

Siapa saja dianjurkan untuk dapat sesegera mungkin menemui dokter ketika mencurigai memiliki gejala diabetes tipe 1 atau melihatnya terjadi pada anak-anak.

Baca juga: 3 Penyebab Diabetes Tipe 1 pada Anak yang Bisa Terjadi

Cara mendiagnosis diabetes tipe 1

Diagnosis diabetes tipe 1 biasanya dimulai dengan tes hemoglobin terglikasi (A1C).

Dilansir dari WebMD, tes darah ini dapat menunjukkan kadar gula darah rata-rata selama 2-3 bulan terakhir.

Ini mengukur persentase gula darah yang melekat pada protein pembawa oksigen dalam sel darah merah (hemoglobin).

Semakin tinggi kadar gula darah, maka kian banyak hemoglobin yang dimiliki dengan gula yang melekat.

Tingkat A1C 6,5 persen atau lebih tinggi pada dua tes terpisah dapat menunjukkan diabetes.

Jika tes A1C tidak tersedia atau jika seseorang memiliki kondisi tertentu yang dapat membuat tes A1C tidak akurat, seperti kehamilan atau bentuk hemoglobin tidak umum, dokter mungkin akan menggunakan tes ini:

1. Tes gula darah acak

Sampel darah akan diambil secara acak dan dapat dikonfirmasi dengan pengujian ulang.

Baca juga: Berapa Kadar Gula Darah Normal dalam Tubuh?

Nilai gula darah dinyatakan dalam miligram per desiliter (mg/dL) atau milimol per liter (mmol/L).

Terlepas dari kapan terakhir seseorang makan, kadar gula darah acak 200 mg/dL (11,1 mmol/L) atau lebih tinggi bisa menunjukkan diabetes, terutama bila disertai dengan salah satu tanda dan gejala diabetes, seperti sering buang air kecil dan haus yang ekstrem.

2. Tes gula darah puasa

Pada tes ini, sampel darah akan diambil setelah puasa semalam.

Kadar gula darah puasa kurang dari 100 mg/dL (5,6 mmol/L) adalah normal.

Sementara, tingkat gula darah puasa dari 100 hingga 125 mg/dL (5,6 hingga 6,9 mmol/L) dianggap pradiabetes.

Jika 126 mg/dL (7 mmol/L) atau lebih tinggi pada dua tes terpisah, seseorang dapat didiagnosis menderita diabetes.

Baca juga: Bagaimana Diabetes Bisa Menyebabkan Bau Mulut?

Jika seseorang didiagnosis menderita diabetes, dokter mungkin juga akan menjalankan tes darah untuk memeriksa autoantibodi yang umum terjadi pada diabetes tipe 1.

Tes-tes ini membantu dokter membedakan antara diabetes tipe 1 dan tipe 2 ketika diagnosisnya tidak pasti.

Kehadiran keton (produk sampingan dari pemecahan lemak) dalam urine juga bisa menunjukkan diabetes tipe 1, bukan tipe 2.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com