Penyakit diabetes tipe 1 dan 2 yang tidak terkontrol selama kehamilan dapat menyebabkan bayi lahir prematur. Dokter terkadang juga menyarankan ibu hamil dengan diabetes gestasional yang tidak terkontrol untuk melahirkan lebih awal untuk menghindari risiko kesehatan ibu dan bayi.
Sindrom antifosfolipid adalah gangguan sistem kekebalan darah yang dapat menyebabkan komplikasi kehamilan termasuk kelahiran prematur.
Preeklampsia adalah komplikasi kehamilan yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan protein dalam urine. Preeklampsia biasanya muncul setelah 20 minggu kehamilan.
Ketuban pecah dini adalah kondisi saat ketuban pecah sebelum usia kehamilan menginjak 37 minggu. Kondisi ini termasuk darurat medis yang memerlukan pemeriksaan mendesak.
Kondisi janin yang tumbuh lebih lambat dibandingkan pertumbuhan normal, atau janin berhenti tumbuh, juga berisiko meningkatkan peluang bayi lahir prematur.
Baca juga: 4 Tanda-tanda Keguguran yang Pantang Disepelekan
Kolestasis kehamilan intrahepatik adalah gangguan liver yang membuat asam empedu menumpuk di tubuh selama kehamilan. Kondisi ini juga bisa jadi penyebab bayi lahir prematur.
Ibu hamil yang mengalami infeksi bakteri e-coli, streptococcus, bakterial vaginosis, klamidia, trikomona, gonore, sifilis, HIV, atau infeksi saluran kencing yang tidak terkontrol juga bisa meningkatkan risiko bayi lahir prematur.
Solusio plasenta terjadi ketika plasenta terlepas dari bagian dalam dinding rahim. Kondisi yang menyebabkan sakit perut, pendarahan, dan kontraksi ini dapat meningkatkan risiko bayi lahir prematur.
Ibu hamil dengan berat badan terlalu gemuk atau terlalu kurus saat hamil juga berisiko melahirkan bayi secara prematur.
Beberapa penelitian menunjukkan, ibu hamil yang stres selama kehamilan berisiko melahirkan secara prematur.
Baca juga: Setelah Keguguran, Kapan Bisa Hamil Lagi?
Sebagian besar faktor risiko yang meningkatkan peluang bayi lahir prematur bisa dikendalikan.
Melansir Kid’sHealth, berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengontrol penyebab bayi lahir prematur:
Apabila ibu hamil atau calon ibu hamil memiliki kekhawatiran di luar faktor risiko penyebab bayi lahir prematur yang bisa dikendalikan di atas, ada baiknya pasangan intens berkonsultasi ke dokter yang menangani.
Baca juga: 7 Tips Program Hamil Setelah Keguguran
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.